Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Bashar al-Assad Kehilangan Kesempatan

Kompas.com - 13/07/2011, 10:47 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden Suriah Bashar al-Assad telah kehilangan serangkaian kesempatan untuk melakukan pembaruan, kata Presiden AS Barack Obama, Selasa (12/7/2011), ketika ia mencela serangan terhadap kedutaan besar AS di Damaskus. "Ia telah kehilangan kesempatan baik demi kesempatan baik untuk menyajikan agenda pembaruan yang sejati," kata Obama kepada stasiun televisi CBS.

Hubungan Suriah dengan Amerika Serikat dan Perancis memburuk setelah kerumunan massa propemerintah menyerang kedutaan besar Amerika Serikat dan Perancis, Senin. "Kami telah mengirim pesan jelas bahwa tak seorang pun dapat mengacak-acak kedutaan besar kami dan kami akan melakukan tindakan apa pun yang diperlukan guna melindungi kedutaan besar kami," kata Obama kepada CBS sebagaimana dikutip AFP. "Selain itu, saya kira orang kian melihat Presiden Bashar al-Assad kehilangan keabsahan di mata rakyatnya," kata Obama.

Washington telah menjelaskan bahwa "apa yang telah kita saksikan di pihak rezim Suriah adalah tingkat kebrutalan yang tak dapat diterima dan ditujukan ke arah rakyatnya", kata Presiden AS tersebut. "Kami telah bekerja di tingkat internasional guna memastikan kami terus mendesak untuk melihat apakah kami dapat membawa perubahan nyata di Suriah," kata Obama.

Sementara itu, di Suriah, sebanyak 200 utusan, Selasa, mengakhiri pembicaraan mengenai pembaruan yang diboikot oposisi, yang berjanji akan bekerja sama dengan semua pihak di dalam dan luar negeri untuk menyiapkan "konferensi dialog nasional sesegera mungkin". "Dialog adalah satu-satunya cara untuk menghentikan krisis ini," kata mereka di dalam pernyataan akhir. Mereka menambahkan, oposisi adalah "bagian yang menyatu" dalam kehidupan politik Suriah.

Anggota parlemen dari kubu independen dan anggota Partai Baath, pimpinan Bashar al-Assad, yang telah memerintah sejak tahun 1963, ikut dalam pembicaraan itu, tetapi tokoh oposisi memboikot sebagai protes sehubungan dengan penindasan oleh pemerintah. Para aktivis mengatakan, 1.300 warga sipil telah tewas dan 12.000 orang ditangkap sejak pertengahan Maret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com