Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marty: Selamat untuk Sudan Selatan

Kompas.com - 11/07/2011, 12:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia mengucapkan selamat atas berdirinya negara Sudan Selatan pada Sabtu (9/7/2011). Sudan Selatan, negara paling muda di dunia, merupakan pecahan dari Sudan.

"Perlu diucapkan selamat atas terbentuknya negara baru Sudan Selatan. Kami menanti proses selanjutnya negara Sudan Selatan menjadi anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Marty kepada para wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7/2011).

Ketika ditanya apakah Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Sudan Selatan, Marty mengatakan, ada beberapa tahapan yang perlu dilaluinya. Marty mengatakan, saat ini ada beberapa negara sahabat Indonesia yang ingin membuka hubungan diplomatik dengan Sudan Selatan, tetapi belum terlaksana.

Komunitas dunia internasional berlomba-lomba memberi pengakuan kepada Sudan Selatan, negara termuda di dunia yang merayakan kemerdekaan mereka, Sabtu. Setelah Amerika Serikat dan Inggris, menyusul China, Rusia, dan Israel menyatakan dukungan mereka kepada negara kaya minyak ini.

Dari Beijing, Presiden China Hu Jintao mengucapkan selamat atas kemerdekaan Sudan Selatan dan menjanjikan ikatan yang kuat di antara kedua negara. China langsung menyatakan dukungan untuk memperbarui akses ke suplai minyak Sudan Selatan. China adalah pembeli utama minyak mentah dari Sudan. Pemerintah China sejak lama memiliki ikatan kuat dengan Pemerintah Sudan di Khartoum.

Di Juba, ibu kota Sudan Selatan, Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Afrika, Mikhail Margelov, mengatakan, Rusia ingin membangun ikatan ekonomi yang kuat dengan negara baru itu. Margelov, yang mewakili Presiden Dmitry Medvedev, mengatakan, Sudan Selatan menghadapi "tantangan luar biasa" untuk membangun infrastruktur, menyusun institusi pemerintahan, membangun angkatan bersenjata, serta mengembangkan sektor komunikasi dan transportasi.

Bantuan ekonomi untuk Sudan Selatan juga ditawarkan Israel setelah pengakuan resmi yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Saya umumkan di sini, Israel mengakui berdirinya Sudan Selatan," ujar Netanyahu dalam sidang kabinet Israel. Israel selama ini menampung ribuan pengungsi Sudan dan pekerja migran asal Sudan. Sudan Selatan, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan penganut kepercayaan tradisional Afrika, mendeklarasikan kemerdekaan mereka seiring referendum pada Januari 2011.

Saat itu, 99 persen penduduk ingin memisahkan diri dari Sudan, yang mayoritas beragama Islam dan lebih dekat ke dunia Arab. Dua negara itu sebelumnya menjalani perang selama lima dekade, yang baru berakhir setelah penandatanganan perjanjian damai tahun 2005.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com