Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kegagalan Negara Arab Modern

Kompas.com - 11/07/2011, 07:30 WIB

Kasus Sudan tak jauh berbeda dari negara Arab lain. Rakyat Sudan di bagian selatan bangkit melawan pemerintah pusat di Khartoum sejak tahun 1955 karena mereka merasa diperlakukan tidak adil atau dianggap sebagai warga kelas dua.

Pasca-kemerdekaan dari Inggris tahun 1956 yang berhasil menggabungkan Sudan Utara dan Selatan, pemerintah pusat Khartoum, seperti halnya pemerintah Arab lain, menjelma menjadi pemerintah diktator. Mereka mengabaikan prinsip pluralisme dan tidak mengakui prinsip kewarganegaraan yang menetapkan kesetaraan semua warga di hadapan negara.

Rakyat Sudan Selatan mengorbankan jiwa ratusan ribu penduduk mereka yang tewas dan luka-luka dalam perjuangan meraih kebebasan dari pemerintah pusat Khartoum selama lima dekade.

Cerita negara-negara Barat pun, khususnya AS, di Sudan dan dunia Arab lain tak jauh berbeda. Semula Barat bersekongkol dengan para pemimpin diktator Arab tersebut. Hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti ingin terjaminnya keamanan Israel dan aliran minyak Arab ke Barat. Namun, Barat kini berbondong-bondong mendukung revolusi Arab.

Dulu, Barat juga sempat bermain mata dengan pemerintah pusat Khartoum, tetapi belakangan mendukung kuat pemisahan Sudan Selatan dari Utara.  (Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com