Ketua Parlemen Sudan Selatan membacakan proklamasi kemerdekaan, tepat di tengah malam, pada saat bendera lama diturunkan—sebagai penanda lahirnya sebuah negara baru.
”Haleluya!” pekik mereka. Di antaranya ada yang mengusap air mata harunya atas kelahiran negeri mereka sebagai negeri terbaru di dunia.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris kemudian menyam-
Presiden AS Barack Obama bahkan melukiskan kata-kata ”Setelah kegelapan perang, terbitlah sinar hari baru,” katanya.
”Sebuah bendera yang dibanggakan dikibarkan di Juba (ibu kota Sudan Selatan), dan peta dunia pun harus digambar ulang,” ungkap Obama dalam pernyataan pengakuannya terhadap Sudan Selatan.
”Simbol ini pun berbicara pada darah yang tertumpah, air mata yang mengalir, serta surat suara yang dilayangkan, serta harapan yang disadarkan oleh jutaan orang,” kata Obama.
Upacara semarak pada petang hari pun diselenggarakan oleh Salva Kiir yang sekaligus dilantik sebagai presiden pertama Sudan Selatan. Upacara pengambilan sumpah dilakukan di bawah terik matahari.
Presiden Sudan Omar al-Bashir—yang sangat tidak populer di Juba—juga hadir dalam upacara itu, diiringi gerutuan warga.
”Sungguh, ini hari yang membahagiakan bagi saya karena ini adalah hari yang menghapus-