Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Selatan Jadi Negara Baru

Kompas.com - 09/07/2011, 07:57 WIB

Di Khartoum, sesaat sebelum pemisahan itu, Presiden Omar Hassan al-Bashir, yang sekarang hanya memimpin Sudan Utara, ia akan menghadiri perayaan kemerdekaan di selatan Sabtu malam.

"Saya ingin ke menekankan.... kesiapan kami untuk bekerja dengan saudara-saudara kami di Selatan dan membantu mereka membentuk negara mereka agar, Insya Allah, negara itu stabil dan berkembang. Kerja sama antara kita akan baik sekali, khususnya ketika kita akan menandai dan melindungi perbatasan sehingga di sana ada gerakan warga dan barang melalui perbatasan itu," kata Bashir.

Beberapa pengamat mengkhawatirkan kembalinya ke perang saudara jika perselisihan yang ada tidak dipecahkan.

Setelah pembagian tengah malam itu, Republik Sudan (Utara) kehilangan sekitar tigaperempat cadangan minyaknya, yang terletak di selatan, dan menghadapi masa depan dengan gerilya di wilayah Darfur dan Kardofan Selatan.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pada wartawan di Juba pada Jumat malam, ia yakin Sudan Selatan akan segera bergabung dengan badan global itu.

Sebelumnya di Khartoum, ia mendesak pemerintah utara agar mengizinkan penjaga perdamaian tinggal melewati mandat mereka (yang telah berakhir) guna mengawasi situasi di Kardofan Selatan, negara bagian minyak terbesar yang masih tersisa dari utara, dan tempat tak aman lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com