Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Selatan Jadi Negara Baru

Kompas.com - 09/07/2011, 07:57 WIB

JUBA, KOMPAS,com - Rakyat Sudan Selatan, Sabtu (9/7/2011), merayakan kelahiran negara mereka, setelah memilih untuk merdeka dalam referendum berdasarkan ketentuan perjanjian perdamaian 2005 yang mengakhiri beberapa dekade perang saudara utara-selatan.

Negara itu memiliki ibukotanya di Juba dan telah diakui secara resmi oleh pemerintah Sudan (utara), yang bermarkas di Khartoum, beberapa jam sebelum perpisahan resmi terjadi.

Beberapa pejabat mengatakan kelahiran negara baru itu terjadi pada tengah malam antara 8 dan 9 Juli, dan upacara kemerdakaan resmi akan diadakan kemudian pada Sabtu malam.

"Pada tengah malam itu, bel-bel akan meraung di seluruh negara baru itu. Genderang akan ditabuh untuk menandai transisi bersejarah dari Sudan selatan menjadi Republik Sudan Selatan," kata sebuah pernyataan dari pemerintah selatan.

Menurut program resmi, Proklamasi Kemerdekaan Sudan Selatan akan dibacakan oleh ketua parlemen selatan James Wani Igga pada pukul 11.45 waktu setempat (pukul 15.45 WIB).

Republik baru yang belum berkembang tapi kaya-minyak itu memperoleh kemerdekaannya pada puncak perjanjian damai 2005 yang mengakhiri beberapa dasawarsa perang saudara dengan utara.

Pemerintah Khartoum adalah yang pertama mengakui negara baru itu, beberapa jam sebelum perpisahan resmi terjadi, langkah yang melancarkan jalan ke pembagian, yang hingga Sabtu, negara terbesar di Afrika itu.

Namun pengakuan itu tidak menghalau kekhawatiran akan ketegangan pada masa mendatang. Para pemimpin utara dan selatan masih belum menyepakati mengenai satu daftar masalah sensitif, yang diawali dengan garis tepat perbatasan, bagaimana mereka akan membagi cadangan minyak, dan sumber hidup kedua ekonomi itu.

Di Juba, rakyat di sudut-sudut jalan melambai-lambaikan bendera dan menari dalam sorotan lampu besar mobil, menyanyi sesaat sebelum tengah malam.

Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM) telah memimpin gerakan pemberontak yang memerangi utara hingga 2005 dan sekarang mendominasi parlemen Sudan selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com