Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS: Somalia Terancam Kelaparan

Kompas.com - 08/07/2011, 16:54 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Pemerintah Amerika Serikat memperingatkan kekeringan di Tanduk Afrika kemungkinan memburuk pada akhir tahun ini sehingga daerah-daerah di Somalia yang porak-poranda akibat perang terancam kelaparan.

"Para ahli kami memperkirakan situasi yang penuh bahaya di Tanduk Afrika akan bertambah buruk pada akhir tahun ini," kata Nancy Lindborg, seorang pejabat senior USAID, Kamis (7/7/2011).

"Dengan menyebut kesempatan kerja terbatas, persediaan pangan yang berkurang, harga biji-bijian yang melangit, banyak keluarga tidak dapat memiliki pangan sekarang," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres.

Lindborg mengatakan, satu perkiraan awal menyatakan musim tanam tahun ini "gagal" di wilayah Shabelle Hilir di selatan dan sangat di bawah normal di wilayah tetangga Teluk.

Ia mengatakan, pada keadaan normal, kedua daerah itu menghasilkan 71 persen produksi biji-bijian Somalia selatan.

"Kita mengharapkan situasi di Somalia tidak terus memburuk," kata Lindborg.

"Kekurangan pangan mungkin terjadi di daerah-daerah paling parah, bergantung  perkembangan harga pangan, konflik, dan bantuan kemanusian," ujarnya.

Ia mengatakan, AS akan terus bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk mencari jalan memberikan bantuan kepada Somalia dan warga yang melarikan diri dari negara itu akibat perang dua dasawarsa.

Pemerintah AS, Rabu (6/7/2011), mengatakan, pihaknya siap menguji ucapan para gerilyawan Islam Somalia yang menguasai sebagian besar negara itu dan menyerukan bantuan asing dalam menghadapi musim kemarau.

Selama dua tahun, kelompok gerilyawan Shebab yang berafiliasi dengan Al Qaeda mengekang kelompok-kelompok bantuan asing untuk bekerja di wilayah itu.

PBB pekan lalu memperingatkan bahwa 10 juta orang di wilayah Tanduk Afrika—termasuk Somalia, Etiopia, Djibouti, dan Eritrea—menghadapi kemarau terburuk dalam 60 tahun.

Hujan yang jarang turun dan harga pangan yang meningkat juga menyebabkan kekurangan pangan di Kenya dan Uganda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com