Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tank-tank Suriah Kepung Kota Hama

Kompas.com - 05/07/2011, 17:02 WIB

AMMAN, KOMPAS.com — Tank-tank Suriah, Selasa (5/7/2011), mengepung Hama dan mengancam akan melancarkan serangan berskala luas di kota itu setelah protes-protes besar antipemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Ratusan pemuda memblokir jalan-jalan menuju lokasi permukiman utama kota itu dengan bekas peti kemas, kayu, dan besi untuk mencegah kendaraan-kendaraan tersebut bergerak maju. Penduduk ikut serta dengan meneriakkan "Allahu akbar" dari balkon-balkon dan atap rumah.

Tank dan kendaraan lapis baja bergerak masuk, Senin malam, ke pinggiran barat kota itu, termasuk 30 tank terlihat dekat sebuah jalan layang menuju jalan utama, kata penduduk lokal, sehari setelah ratusan tentara dan polisi keamanan memasuki Hama, Senin subuh, dengan menumpang bus-bus dan menewaskan setidaknya tiga orang akibat serangan di permukiman.

Hama, lokasi tindak kekerasan berdarah oleh ayah Bashar hampir 30 tahun lalu, dilanda sejumlah unjuk rasa besar dan jumlah korban tewas terbanyak dalam pemberontakan 14 pekan, yang diilhami pemberontakan-pemberontakan di sejumlah negara Arab.

"Bashar mungkin menunggu apakah protes-protes berskala luas di Hama akan berlanjut. Ia tahu bahwa menggunakan agresi militer terhadap unjuk rasa damai di satu tempat simbolis, seperti Hama, akan membuat dia kehilangan dukungan bahkan dari Rusia dan China," kata aktivis  Suriah, Mohammad Abdallah, kepada Reuters dari tempat ia mengasingkan diri di Washington.

Abdallah mengatakan, dengan menggunakan tank untuk menyerang Hama, akan membuat Bashar "sama sekali tidak dipercaya" akan janjinya untuk mengusahakan dialog dengan para lawan politiknya. Pasukan dan kendaraan lapis baja telah menyerang desa dan kota di daerah Jabal-al-Zawya, utara Hama, yang juga dilanda aksi protes terhadap pemerintahan 11 tahun Bashar.

Kelompok hak asasi manusia Observatory for Human Rights mengatakan, tank-tank menyerbu kota Kfar Nubbul, Senin pagi, tanpa menghadapi perlawanan di kota itu  yang juga dilanda aksi damai sejak awal pemberontakan tersebut. Sebulan lalu pasukan keamanan menembak mati sedikitnya 60 pemrotes di Hama, kata para aktivis. Kehadiran pasukan keamanan kemudian menurun dan Jumat lalu sekitar 150.000 orang melakukan demonstrasi di satu taman di tengah kota Hama guna menuntut Bashar mundur, kata para aktivis.

Bashar telah berjanji akan melakukan dialog nasional dengan oposisi untuk membicarakan reformasi politik di Suriah, yang berada dalam kekuasaan Partai Baath hampir 50 tahun. Banyak tokoh oposisi menolak dialog itu karena pembunuhan dan penangkapan terus dilakukan. Amerika Serikat pekan lalu mengatakan, waktu hampir habis bagi Bashar untuk melakukan satu proses politik serius dan jika tidak akan menghadapi perlawanan yang meningkat dan terorganisasi.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, sekutu Bashar, Mei lalu, mengatakan, "Kami tidak ingin melihat satu pembantaian Hama lainnya," dan memperingatkan Pemerintah Suriah bahwa akan semakin sulit untuk mengatasi konsekuensi apabila aksi itu terulang kambali. Ayah Bashar, Hafez al-Assad, yang memerintah Suriah selama 30 tahun sampai ia wafat tahun 2000, mengirim pasukan ke Hama tahun 1992 untuk menumpas pemberontakan yang dipimpin kelompok Islam di kota itu. Serangan itu menewaskan ribuan orang, mungkin sampai 30.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com