Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah TKI di Malaysia Dipentaskan

Kompas.com - 05/07/2011, 12:06 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com--Kisah tragis yang sering menimpa Tenaga Kerja Indonesia yang menjadi Pembantu Rumah Tangga di Malaysia dipentaskan di Makassar.

Pementasan dilakukan pada malam penganugerahan festival teater Kala Monolog III di Teater Arena Gedung Kesenian Sulsel Societeit De Harmony di Makassar, Senin malam.

Potret buram para TKI wanita sampai tersekap dalam penjara di Negeri Jiran disajikan dalam peran khusus oleh aktris teater berbakat asal Sentani, Papua, Luna Vidya yang membawakan naskah "Tolong" karya Nano Riantiarno.

"Tolong! tolong! tolong! apa ada yang mendengar saya. Saya tahu tidak akan keluar jika tidak ada yang datang menolong," teriak Luna berulang-ulang hingga suaranya semakin  melemah, kedua tangan dan seluruh badan ikut bergetar hingga terkapar terkulai lemas di tembok.

Luna memerankan sosok Marni, TKI asal Indonesia yang sudah sebulan disekap dalam penjara karena dituduh mencuri uang anak majikannya. Majikannya marah karena gagal memperkosa Marni.

Berselang satu menit, Marni mencoba bangun dengan susah payah untuk mencari pertolongan. Ia mencoba mengingat dan meminta tolong kepada sang suami yang dikisahkankan  tinggal di Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Marni kali ini tidak lagi bisa menulis keluh-kesahnya kepada sang suami. Ia juga tidak bisa menulis dan menceritakan apa sebenarnya yang menimpa dirinya saat diperlakukan tidak manusiawi oleh sang majikan.

Sebelum dijerumuskan dalam penjara, Marni sempat mengabari suaminya tidak perlu melapor kepada polisi atau pun yang berwenang di Indonesia, karena ia yakin uangnya akan habis percuma. "Pemerintah tutup mata, karena tidak ada komisinya jika urus TKI," sindirnya.

Demikian juga dengan para pendekatan-pendekatan diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, Marni sama sekali tidak yakin dengan kecakapan para diplomat Indonesia mampu melepaskannya dari teruji besi.

Di akhir pentas, Marni tidak punya lagi harapan. Ia tidak diberikan kesempatan ke pengadilan Malaysia untuk menjelaskan bagaimana sang majikan memperlakukan dirinya dengan kasar, sampai hampir memperkosanya andai Marni tidak melawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com