Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Tak Tahu TKI Akan Dipancung

Kompas.com - 30/06/2011, 15:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengaku tidak tahu-menahu bahwa akan ada lagi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan dieksekusi mati dengan cara dipancung di Arab Saudi. Menurutnya, sejumlah TKI yang sedang mengalami persoalan hukum baru memasuki proses pengadilan.

"Setiap proses kita ikuti terus. Kabar terakhir Maret 2011, Dubes sudah bersurat ke kerajaan. Prosesnya sampai ke pengadilan tingkat I. Pengacara kita pun sudah banding. (Soal eksekusi seorang TKI) tanggal 3 Juli itu, saya enggak tahu beredar dari mana. Yang kita tahu pemerintah dalam proses banding. Tidak mungkin dalam proses banding ada hukuman," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/6/2011).

Menurut Jumhur, kasus Sumartini binti Manaungi (33) yang tengah ditangani pemerintah memang agak berbeda. Dia dituduh menghilangkan anak majikannya dengan menggunakan sihir. Sementara itu, lanjutnya, di Arab Saudi, sihir dianggap tindakan musyrik yang hukumannya berat. Oleh karena itu, tim advokasi TKI dari pemerintah kini tengah mengajukan banding.

Jumhur mengatakan, pemerintah juga terus berupaya untuk menyosialisasikan kepada para TKI untuk patuh pada hukum di Arab Saudi dan mengingatkan untuk tidak mudah membunuh siapa pun. Pasalnya, hukuman pancung di Arab Saudi tak dapat diubah lagi.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR, Eva Sundari, menyampaikan, Sumartini binti Manaungi (33), TKI asal Desa Kukin, Kecamatan Moyo Utara, akan dieksekusi mati dengan cara hukum pancung. TKI yang berangkat melalui perantara PT Duta Sapta Perkasa rencananya akan menjalani hukuman pada 3 Juli mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Nasional
    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Nasional
    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Nasional
    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com