Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Pemilu Thailad agar Kredibel

Kompas.com - 30/06/2011, 14:12 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Sekjen PBB, Ban Ki-moon, Kamis, menyerukan agar pemilihan umum yang sangat krusial di Thailand pada 3 Juli mendatang dapat berlangsung damai, adil, kredibel dan transparan.

Ban mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan sebelum, selama, dan setelah pemilihan pada 3 Juli itu dan "untuk menerima serta menghormati kehendak rakyat sebagaimana terungkap di kotak suara," kata juru bicaranya dalam sebuah pernyataan.

Di tengah kekhawatiran bahwa pemilihan bisa menimbulkan kerusuhan, lebih dari 430 calon telah mencari perlindungan, demikian menurut keterangan polisi. Lebih dari 170.000 petugas polisi akan dikerahkan untuk melindungi tempat-tempat pemungutan suara pada hari pemungutan suara itu.

Partai Demokrat yang tengah berkuasa, yang dipimpin Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, mendapati dirinya bersaing sengit dengan partai oposisi utama Puea Thai, yang dipimpin saudari Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Thailand sejak 2006 itu mengalami perpecahan politik yang mendalam dan serangkaian protes jalanan oleh kelompok-kelompok yang saling bersaing.

Ban berharap pemilu akan berlangsung damai dan dengan cara yang adil, kredibel dan transparan sehingga berkontribusi bagi rekonsiliasi dan konsolidasi norma-norma demokrasi di negara tersebut.

Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri yang jadi buronan, tetap menjadi tokoh yang sangat memecah belah di Thailand. Ia dibenci oleh elit yang berbasis di Bangkok, yang takut ia bisa kembali menjadi orang bebas jika adiknya, Yingluck Shinawatra menang, sebagaimana diprediksi oleh jajak pendapat. Thaksin tinggal di pengasingan di Dubai, setelah melarikan diri tahun 2008 sebelum pengadilan Thailand menjatuhkan hukuman in absentia kepadanya dengan hukuman dua tahun penjara karena korupsi. Thaksin juga diburu karena tuduhan pidana termasuk terorisme.

Tuduhan terakhir itu terkait dengan protes oleh para pendukungnya, "Kaos Merah",  di Bangkok tahun lalu. Unjuk rasa itu berakhir setelah dua bulan penumpasan berdarah oleh tentara dan lebih dari 90 orang tewas. Banyak pengamat khawatir, demonstrasi jalanan oleh kelompok-kelompok yang bersaingan akan marak lagi pada bulan-bulan mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com