Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Tali Handuk, 13 Tahanan Kabur

Kompas.com - 28/06/2011, 10:17 WIB

PASURUAN, KOMPAS.com — Sebanyak 13 tahanan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kabur, seperti diungkap Kepala Seksi Pengamanan Rudenim Agus Sudarmanto, Selasa (28/6/2011).

Mereka diduga kabur setelah mengelabui petugas dengan membuat keributan kecil. Ke-13 tahanan itu terdiri dari 12 warga negara Afganistan dan seorang warga negara Pakistan.

Menurut Agus Sudarmanto, ke-13 tahanan itu kabur pada Minggu (26/6/2011) malam. Pelarian itu diduga sudah dipersiapkan sebelumnya.

Para tahanan yang merupakan imigran gelap itu menggali tanah di bawah pintu menara, lalu membuat tali panjang yang terbuat dari handuk dan sprei untuk keluar dari menara itu.

"Pada saat yang sama, kelompok imigran yang lain membuat keributan kecil yang menyita perhatian petugas," jelasnya.

Petugas Rudenim hanya berhasil menggiring tiga tahanan kembali ke ruang tahanan. "Karena saat itu kondisinya tak memungkinkan, petugas kami terbatas," jelasnya.

Kepala Rudenim Surabaya Iwan Rustiawan mengatakan, kaburnya tahanan imigran tersebut tidak terlepas dari terbatasnya jumlah personel Rudenim, sementara jumlah tahanan melebih kapasitas. 

Saat ini, tahanan imigran gelap itu berjumlah 93 orang. Mereka berasal dari Myanmar, Iran, Banglades, serta Afganistan. "Sedangkan jumlah petugas kami hanya 17 orang," katanya.

Tak hanya itu, faktor keterlambatan penanganan dari pihak UNHCR membuat kesabaran para tahanan habis karena harus hidup dalam ruangan tahanan yang melebihi kapasitas. Satu ruang tahanan yang idealnya berisi delapan orang harus dihuni 13 hingga 15 orang.

Pada Februari 2011 lima tahanan kabur setelah menggergaji jendela ruang tahanan.

Pihak Rudenim Surabaya berharap ada penambahan petugas agar pengawasan terhadap tahanan imigran gelap dapat ditingkatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com