Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Thaksin Unggul

Kompas.com - 28/06/2011, 02:49 WIB

BANGKOK, SENIN - Partai Puea Thai yang dianggap sebagai pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra unggul dalam sejumlah jajak pendapat. Partai kubu Thaksin ini jauh lebih populer dibandingkan dengan Partai Demokrat.

Dalam 10 tahun terakhir, Partai Puea Thai dan segala partai bernuansa pendukung Thaksin, yang dijungkalkan lewat kudeta tak berdarah tahun 2006, selalu berada di urutan pertama pada pemilu.

Partai Demokrat yang dipimpin PM Abhisit Vejjajiva berada di urutan kedua dalam berbagai jajak pendapat soal pemilu parlemen Thailand yang berlangsung pada 3 Juli mendatang.

Yingluck, saudari kandung Thaksin, adalah calon dari Puea Thai untuk perdana menteri.

Jajak pendapat yang dilakukan pada 16-22 Juni oleh Bangkok University, dan juga oleh Dhurakij Pundit University/Nation Multimedia Group, Suan Dusit Rajabhat University, dan lainnya, memperlihatkan keunggulan kubu Thaksin.

Sebanyak 42 parpol mendaftar untuk ikut pemilu. Tujuh parpol di antaranya berhasil memperoleh kursi parlemen pada pemilu tahun 2007. Jumlah calon pemilih di Thailand mencapai 47 juta orang.

Persoalan di Thailand, para elite tidak rela kubu Thaksin berkuasa walau mereka adalah pilihan rakyat. Karena itu, muncul berbagai skenario soal apa gerangan yang akan terjadi.

Demokrat versus Puea

Pertarungan politik dalam pemilu ini mirip pertandingan antara Partai Demokrat dan Partai Puea Thai. Demokrat berkuasa karena dukungan para elite dan kelas menengah serta berkolaborasi mendepak Thaksin. Kubu Thaksin diukung wong cilik Thailand.

Peta politik Thailand seolah terbelah menjadi dua kubu, kelompok ”Kaus Merah” pendukung Thaksin dan ”Kaus Kuning” dukungan militer dan pihak petahana. Perpecahan ini tidak bisa diselesaikan lewat pemilu.

Hal ini membuat keadaan serba tidak pasti di Thailand. Sejumlah pengelola dana investasi mengaku harap-harap cemas menantikan hasil pemilu. Setiap bentrokan antara pendukung Thaksin dan anti-Thaksin pada masa lalu telah merusak keyakinan bisnis.

Dari Dubai, Thaksin mengatakan tidak akan membalas dendam. Dia menegaskan rekonsiliasi di Thailand.

Demikian juga pihak militer mencoba memperlihatkan sikap lunak. ”Kami mencoba menciptakan kondisi yang sarat kasih,” kata Letjen Darran Yutthawonsuk, Ketua Komando Operasi Keamanan Internal (ISOC).

(REUTERS/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com