Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Chea, "Saudara Nomor Dua"

Kompas.com - 27/06/2011, 02:29 WIB

Thet Sambath, jurnalis sekaligus pembuat film dokumenter asal Kamboja, mengaku perlu waktu bertahun-tahun untuk mendapat kepercayaan salah satu mantan pemimpin Khmer Merah, Nuon Chea (84). Chea, dikenal dengan panggilan ”saudara nomor dua”, adalah karakter utama dalam film dokumenter garapan Sambath berjudul Enemies of the People. Pada masa itu, Chea menduduki posisi penting sebagai tangan kanan pemimpin rezim Khmer Merah, Pol Pot.

Khmer Merah berkuasa di Kamboja pada 1975-1979. Mereka dianggap bertanggung jawab atas genosida, kerja paksa, praktik penyiksaan, dan pembunuhan sadis terhadap hampir dua juta warga Kamboja.

”Saya akan bercerita kepada Anda yang sebenarnya,” ujar Chea suatu hari kepada Sambath.

Dari sanalah pengakuan mengalir deras dari mulut Chea, 10 tahun setelah Sambath mengunjunginya dengan rajin setiap akhir pekan. Pengakuan sangat berharga tentang apa yang sebenarnya terjadi dan dilakukan Khmer Merah. Tentang alasan berbagai kekejaman terhadap rakyat Kamboja, atas nama pembentukan sebuah negeri utopis komunis ala Pol Pot.

Dalam film itu secara gamblang Chea mengakui, penyiksaan dan pembunuhan sengaja dilakukan untuk ”mendidik ulang” dan ”mengoreksi” siapa saja yang dianggap berkhianat. ”Orang-orang itu dikategorikan kriminal. Mereka dibunuh dan dihancurkan. Jika dibiarkan hidup, sewaktu-waktu mereka bisa membajak dan mengambil alih garis kebijakan partai. Mereka semua musuh rakyat,” kata Chea kepada Sambath di film itu.

Sayangnya, pengakuan dan permintaan maaf itu tidak keluar dari mulut Chea atau sejumlah pemimpin Khmer Merah lain saat diadili. Mereka mengaku tak bersalah dan terpaksa melakukan perbuatan keji lantaran terancam jiwanya jika membangkang. Mereka melempar tanggung jawab kepada pemimpin tertinggi mereka, Pol Pot, yang meninggal dunia tahun 1998.

Yang disayangkan, Sambath menolak memenuhi permintaan pengadilan untuk menyerahkan film dokumenternya sebagai bukti yang memberatkan dalam sidang para pemimpin Khmer Merah yang dimulai Senin (27/6) ini. Empat pemimpin Khmer Merah akan diadili dalam kasus yang dikenal sebagai ”Case 002”, yaitu Chea, mantan Perdana Menteri Khieu Samphan (79), mantan Menteri Luar Negeri Ieng Sary (85), serta istrinya, Ieng Thirith (79), yang waktu itu menjabat Menteri Sosial.

Dalam ”Case 001”, pengadilan Kamboja telah menjatuhkan vonis hukuman penjara selama 35 tahun kepada Kaing Guek Eav alias Duch. Duch dikenal sebagai kepala penjara S-21, atau ”Tuol Sleng”, tempat penyiksaan dan pembunuhan yang fenomenal ketika itu.

”Apa yang saya lakukan (membuat film dokumenter) itu adalah untuk rakyat (Kamboja), bukan untuk pengadilan,” ujar Sambath. Penolakan Sambath menjadikan film dokumenternya sebagai alat bukti sidang yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa itu karena menghormati janjinya kepada Chea. ”Di pengadilan, dia (Chea) boleh saja mengatakan hal lain. Namun, yang dia katakan kepada saya saat itu adalah kebenaran,” ujar Sambath.

”Film itu sangat berharga dan menginformasikan kepada publik berbagai kejahatan mengerikan yang dilakukan Khmer Merah. Film itu juga bisa menghadirkan keadilan buat jutaan korban Khmer Merah ketika itu,” ujar Craig Etcheson, salah seorang jaksa penuntut.

Sambath mempersilakan pengadilan menggunakan film itu setelah ditayangkan ke publik. Sayangnya, film itu hingga sekarang belum pernah diputar di Kamboja walau mendapatkan penghargaan dan ditayangkan di luar negeri. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com