PARIS, Kompas
Di luar isu itu, Perancis ingin meningkatkan hubungan ekonomi dengan RI untuk menandingi China dan Jepang. Demikian dikatakan Fabien Fieschi, Staf Khusus Perdana Menteri Francois Fillon untuk Strategi Luar Negeri, seperti dilaporkan wartawan Kompas
”Tidak akan ada penandatanganan kontrak jual beli senjata dalam agenda kunjungan Perdana Menteri Francois Fillon ke Indonesia. Namun, kami akan menjajaki pelibatan militer Indonesia dalam misi kemanusiaan, seperti yang pernah dilakukan ke Lebanon,” kata Fieschi. Fieschi menambahkan, alih teknologi militer akan dilanjutkan dengan Indonesia. Hal yang tengah dirancang soal itu adalah penguasaan radar dan alat telekomunikasi militer, produksi GNC, serta tank dan kapal selam buatan Thales.
Dia mengungkapkan keinginan Perancis untuk peningkatan perdagangan bilateral. Setidaknya Perancis menginginkan level hubungan ekonomi seperti yang terjadi sebelum krisis ekonomi tahun 1997/1998. Perancis juga bersedia menjadi gerbang produk RI di kawasan Eropa.
Kedatangan PM Fillon ke Indonesia pada 30 Juni juga bertujuan menguatkan ekspansi yang dilakukan 110 perusahaan Perancis yang sudah berinvestasi sejak lama dan mempekerjakan 40.000 pekerja di Indonesia. Tahun sebelumnya para pejabat kedua negara juga melakukan pertemuan dalam Forum Konsultasi Bilateral II tingkat pejabat senior.
Dalam pertemuan Forum Konsultasi Bilateral tersebut ditandatangani Financial Protocol on Strengthening BMKG Climate and Weather Services Capacity berupa pinjaman lunak senilai 30 juta euro. Dana itu akan membiayai proyek peningkatan kapasitas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Terkait Paris Air Show pada pekan ini, Indonesia melalui Garuda Citylink juga membeli puluhan pesawat Airbus A 230. Terkait itu, Perancis juga menegaskan komitmennya soal pengalihan teknologi, tetapi terbatas hanya soal keselamatan penerbangan. Negara ini menginginkan penerbangan di Indonesia memenuhi standar keselamatan penerbangan sesuai dengan regulasi yang berlaku bagi Uni Eropa.