Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Macan Tutul Dekati Permukiman!

Kompas.com - 23/06/2011, 16:12 WIB

MEULABOH, KOMPAS.com — Masyarakat di Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, diminta tetap mewaspadai keberadaan sepasang macan tutul (Phantera pardus) di daerahnya, selama belum ada penangganan dari Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA).

Camat Woyla Barat Muhammad Isa di Meulaboh menyatakan, meskipun sering munculnya macan tutul itu belum memakan korban jiwa dan harta milik masyarakat, masyarakat diminta tetap waspada selama belum ada penanganan dari BKSDA.

Dikatakan, dia sering mendengar adanya ancaman binatang buas di kecamatannya, di mana sepasang macan tutul bertengger di pohon karet, meskipun mereka tidak berani berkeliaran di tengah permukiman penduduk.

"Saat ini memang keberadaan macan tutul ini di kebun warga belum menggangu warga, akan tetapi kita juga mengaharapkan masyarakat tetap waspada dan tidak ceroboh dalam bertindak sebelum adanya penangganan dari pihak pemerintah," ujarnya, Kamis (23/6/2011).

Ia khawatir, jika masyarakat mencoba melakukan penangganan sendiri, seperti memburu bahkan membunuh hewan di lindunggi itu karena ada warga yang telah melihat keganasan satwa ini memangsa hewan lain di kebun karet mereka.

Untuk melakukan pengusiran hewan ini tidak mungkin dilakukan karena wilayah itu merupakan areal perkebunan masyarakat, sehingga dikhawatirkan terus mengusik ketenangan masyarakat daerah pedesaan lainnya, ujarnya.

Menurut seorang warga bernama Edi (23), warga sebenarnya sudah pernah mencoba mengusir kucing besar itu. Namun, usaha mereka sia-sia karena hewan buas itu justru berbalik dan melawan. Warga tadinya nekat terpaksa berlari menyingkir.

"Hewan ini juga pernah mendatangi desa sebelah, akan tetapi tidak lama kemudian berbalik ke desa kami. Kami tidak tahu kenapa macan tersebut menetap. Kami khawatir suatu saat mereka beranak pinak di desa kami," katanya.

Sementara itu, Taufiq, Ketua Mahasiswa Kerja Pengabdian Masyarakat dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Meulaboh, Aceh Barat, menyatakan, masuknya binatang buas ke kawasan perkebunan penduduk karena habitatnya mulai terusik.

"Saya rasa ini semua diakibatkan pembakaran lahan hutan sehingga binatang buas mencari lokasi lain untuk menetap," katanya.

Pihaknya hanya bisa menasihati warga setempat agar tidak mengganggu binatang buas ini serta tidak nekat masuk ke hutan dan kebun jika tidak berkepentingan mengumpulkan karet, katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com