Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Buta Dipukuli sampai Pingsan

Kompas.com - 18/06/2011, 03:38 WIB

Beijing, Jumat - Seorang aktivis China dengan mata buta, berprofesi sebagai pengacara, dipukuli sampai pingsan oleh otoritas setempat. Dia dipukuli saat berada di rumahnya karena statusnya sebagai tahanan rumah.

”Aktivis ini tak mendapat layanan medis,” kata istrinya lewat tulisan yang diselundupkan dari rumah mereka yang dijaga ketat.

Chen Guangcheng dan istrinya berada dalam tahanan rumah di di China timur. Status itu diberikan setelah dia dibebaskan dari penjara pada September 2010. Para wartawan yang mencoba mengunjungi mereka dihambat para petugas.

Sekelompok orang beranggotakan 70 sampai 80 orang yang dipimpin seorang pejabat Partai Komunis setempat menyerbu rumah pasangan itu di Desa Shuanghou, Provinsi Shandong, pada 18 Februari.

”Sekelompok orang itu memukuli kami selama dua jam,” tulis istri Chen, Yuan Weijing. Isi suratnya dimuat hari Kamis (16/6) dalam situs China Aid Association, kelompok hak asasi manusia yang berbasis di AS.

Chen pingsan karena pemukulan itu dan Yuan menderita patah satu tulang iga. Yuan mengatakan, pihak berwenang sejak itu memasang lembaran logam untuk menutupi jendela-jendela rumah, menyita komputer, DVD player, kamera, senter, buku, koran, dan harta lainnya. Aparat juga memasang dua kamera pemantau di luar.

Anak menjadi sasaran

Putri pasangan itu yang berusia lima tahun juga dilarang meninggalkan rumah sejak 24 Februari. Ibu Chen terus diikuti tiga lelaki, bahkan saat dia bekerja di ladang.

Dalam penggerebekan lain di rumah mereka tanggal 8 Maret, seorang pejabat Partai Komunis setempat memukul Yuan di bagian kepala hanya karena dia mengeluh pihak berwenang mengambil harta bendanya.

Chen membuat marah pihak berwenang karena pernah mendokumentasikan pelanggaran HAM di desanya. Pemukulan tanggal 18 Februari itu terjadi sembilan hari setelah China Aid mengeluarkan video Chen yang menggambarkan penahanan rumahnya. (AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com