Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan Putra Khadafy Ditolak

Kompas.com - 18/06/2011, 03:36 WIB

Kairo, Kompas - Dewan Transisi Nasional (TNC) Libya dan AS, Kamis (16/6), menolak usulan putra Moammar Khadafy, Saif al-Islam, tentang penyelenggaraan pemilu di Libya. TNC juga membantah keras berita adanya komunikasi antara TNC dan Pemerintah Libya.

Saif al-Islam kepada surat kabar Italia, Corriere della Sera, mengatakan, Khadafy siap menggelar pemilu dan bersedia mundur jika kalah dalam pemilu. Namun, ujarnya, Khadafy tak akan pernah meninggalkan Libya.

”Pemilu itu bisa digelar dalam tempo tiga bulan mendatang atau paling lambat akhir tahun ini. Pemilu itu diawasi oleh tim internasional demi transparansi,” ujar Al-Islam kepada harian Italia tersebut.

Juru bicara TNC, Abdul Khafid Gouga, di Benghazi menegaskan, ”Saif al-Islam dan bapaknya bisa mengatakan apa saja, tetapi kami tidak menggubris lagi. Tawaran Saif al-Islam itu percuma.”

Gouga, seperti dikutip stasiun televisi Al Jazeera, menegaskan, waktu sudah terlambat karena pasukan oposisi sudah mendekati Tripoli untuk bergabung dengan kaum oposisi yang sudah berada di Tripoli untuk menumbangkan simbol kejahatan di Libya.

Koordinator urusan media massa kubu oposisi, Salah Muhammad, mengatakan, tawaran Saif al-Islam itu omong kosong. ”Keluarga Khadafy tak mungkin bersedia mundur. Cara berpikir mereka, Libya adalah ladang emas yang harus dipertahankan, berapa pun harganya,” ujarnya.

Seorang pejabat AS mengatakan, usul-usul yang diajukan kalangan Khadafy soal pemilu demokratis ”sedikit terlambat” dan hari-hari orang kuat Libya itu tidak lama lagi.

”Sudah terlambat bagi Khadafy dan kelompoknya mengajukan usulan perubahan. Saatnya bagi dia mundur,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland.

Meluruskan pernyataan

Perdana Menteri Libya Baghdadi al-Mahmudi kemudian meluruskan pernyataan Saif al-Islam. Ia menegaskan, pengunduran diri Khadafy dari jabatannya adalah satu garis merah yang tidak dapat dilewati meski ada imbauan internasional agar dia mundur.

Menurut Al-Mahmudi, Khadafy tidak mungkin mundur karena dia tidak memiliki jabatan resmi sejak tahun 1977. ”Yang paling penting bagi kita adalah keutuhan Libya,” kata Al-Mahmudi di Tripoli.

Beberapa jam setelah pernyataan Saif al-Islam, muncul pernyataan utusan khusus Rusia, Mikhail Margelov, bahwa kubu oposisi dan pemerintah Tripoli sedang melakukan komunikasi. Margelov mengungkapkan hal tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan Al-Mahmudi.

”Saya yakin kontak-kontak langsung antara Benghazi dan Tripoli sudah berlangsung. Perdana Menteri Libya mengemukakan kepada saya bahwa kontak-kontak seperti itu berlangsung kemarin di Paris,” ujarnya, seperti dikutip kantor berita Rusia, Itar-Tass.

Dia menambahkan, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy telah diberi tahu hasil-hasil pertemuan ini.

Sebelumnya, pekan lalu, Margelov juga mengunjungi Benghazi untuk bertemu dengan pimpinan TNC. Di Benghazi, Margelov menyatakan, Khadafy telah kehilangan legitimasi.

Akan tetapi, Gouga juga membantah keras adanya kontak tersebut. ”Sama sekali tak ada kontak dengan Tripoli. Justru TNC kini sedang menyiapkan era pasca-Khadafy dengan menyusun rancangan konstitusi pasca-Khadafy itu,” ungkap Gouga, seperti dikutip Al Jazeera. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com