”Satu-satunya kejutan adalah mengapa butuh waktu begitu lama bagi Al Qaeda untuk mengumumkan pesan (tentang pengangkatan Al-Zawahiri) ini,” tutur Sajjan Gohel, Direktur Keamanan Internasional Asia Pacific Foundation, seusai mendengar kabar pengangkatan Al-Zawahiri menggantikan posisi Osama bin Laden di salah satu situs gerakan militan, Kamis (16/6).
Gohel menduga ada masalah internal di dalam Al Qaeda, terutama yang menyangkut perbedaan pendapat antara faksi Mesir dan Libya, yang membuat pengangkatan Al-Zawahiri itu tertunda. ”Bisa juga karena alasan yang lebih praktis, Al-Zawahiri khawatir pihak AS terus memonitor pergerakan kurir-kurir Al Qaeda di Pakistan setelah tewasnya Bin Laden,” kata Gohel.
Al-Zawahiri diduga tidak disukai sebagian kalangan di dalam Al-Qaeda karena ia tidak berasal dari Arab Saudi seperti Osama. Bahkan, sempat muncul dugaan bahwa Al-Zawahiri turut menuntun secara tak langsung pihak intelijen AS menemukan tempat persembunyian Osama.
Pengumuman Al-Zawahiri naik ke posisi puncak Al Qaeda ini disampaikan lebih dari sebulan sejak tewasnya Osama di tangan pasukan komando AS, 2 Mei.
”Pengangkatan dia ke posisi pemimpin utama kemungkinan besar akan mengundang kritik atau bahkan pengucilan dan penolakan (di kalangan internal Al Qaeda). Siapa pun yang memimpin Al Qaeda saat ini akan menemui kesulitan karena dia harus berkonsentrasi pada keselamatan pribadinya sendiri dan menyelamatkan organisasi yang terus kehilangan anggota-anggota kunci,” ungkap seorang pejabat senior AS kepada kantor berita Reuters.
Komandan Gabungan Kepala Staf AS Laksamana Mike Mullen menegaskan, Al-Zawahiri akan diburu militer AS sebagaimana Osama dulu. AS menawarkan hadiah uang sebesar 25 juta dollar AS bagi siapa saja yang bisa menyerahkan Al-Zawahiri.
”Setelah berhasil melacak dan membunuh Bin Laden, kami tentu saja akan melakukan hal yang sama kepada Al-Zawahiri,” ujar Mullen di Washington, Kamis.
Al-Zawahiri berasal dari keluarga terhormat di Kairo, Mesir. Ayahnya adalah seorang profesor farmakologi di sekolah kedokteran Universitas Kairo, sementara kakeknya adalah imam besar Universitas Al-Azhar. Al-Zawahiri adalah seorang dokter bedah.
Ia terlibat gerakan militan sejak usia 15 tahun dengan menggagas gerakan anak-anak SMA untuk melawan Pemerintah Mesir. Ia kemudian meleburkan gerakan tersebut dengan gerakan militan lain untuk membentuk organisasi Jihad Islam Mesir.
Al-Zawahiri sempat dipenjara tiga tahun dalam kasus yang terkait pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat, 1981. Keluar dari penjara pada 1984, ia pergi ke Afganistan untuk bergabung dalam perang melawan pasukan pendudukan Uni Soviet. Saat itulah ia kenal dengan Osama.(AP/Reuters/DHF)