Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawanan Geng Diadu ala Gladiator

Kompas.com - 16/06/2011, 09:57 WIB

MEXICO CITY, KOMPAS.com — Kartel narkoba paling ditakuti di Meksiko, Zeta, dikenal sangat kejam. Mereka membunuh dengan memenggal kepala, memutilasi, bahkan memasak lawan. Kini geng itu disebut menggelar adu manusia ala gladiator dengan sandera mereka sebagai petarung.

Para sandera tersebut dibekali martil dan golok lalu digiring ke sebuah arena. Prinsip membunuh atau dibunuh berlaku di sini. Petarung yang bertahan akan dijadikan tukang pukul.

Dugaan adanya praktik itu dikaitkan dengan penemuan beberapa kuburan massal dengan lebih dari 400 mayat di dalamnya dalam beberapa bulan terakhir.

Sebuah sumber yang terkait dengan perdagangan narkoba mengaku sudah mendengar detail tentang kegiatan kejam tersebut. "Kekerasan itu sudah mencapai tingkat yang bahkan para gangster pun mulai muak," katanya.

Seorang perwakilan kantor kejaksaan di Negara Bagian Durango, tempat ditemukannya salah satu kuburan massal terbesar di Meksiko, menuturkan, "Jika informasi itu benar, mereka (Zeta) benar-benar barbar. Mereka sudah gila."

Wilayah perbatasan utara Meksiko didera ledakan kekerasan setalah pemerintah mencanangkan perang terhadap Gulf dan Zeta, kartel yang dibentuk pada tahun 1990-an oleh para bekas tentara dan pecahan dari Gulf.

Perang antargeng narkoba itu sudah menewaskan hampir 35.000 orang dalam lima tahun terakhir. Itu catatan resmi pemerintah, sementara jumlah pasti korban bisa jadi lebih dari itu.

Sejak 2006, setidaknya 5.300 warga Meksiko menghilang. Para saksi mata melaporkan melihat orang-orang diambil ambil begitu saja dari bus-bus dalam antarkota oleh para anggota geng.

"Kami tidak pernah lagi mendengar kabar dari mereka. Mereka seperti ditelan bumi," kata Reina Estrada, yang kehilangan kontak dengan suaminya yang bepergian ke perbatasan Meksiko-AS untuk urusan bisnis pada Maret 2009.

"Orang-orang menghilang begitu saja, banyak yang lenyap secara berkelompok. Namun, tidak ada tuntutan uang tebusan," ujar seorang aktivis hak asasi manusia di Negara Bagian Coahuila, yang berbatasan dengan Texas, Amerika Serikat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com