Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghentian Sapi Impor Disambut Baik

Kompas.com - 11/06/2011, 21:11 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Para peternak sapi, sekaligus juga pemerintah Kabupaten/Kota Malang, Jawa Timur, menyambut baik langkah pemerintah Australia yang menghentikan ekspor sapi ke Indonesia. Langkah yang diambil pemerintah Australia dinilai sangat menguntungkan bagi peternak sapi di Indonesia pada umumnya dan Malang khususnya.

"Mendengar kebijakan dari pemerintah Australia itu, peternak sapi di Malang sangat bersyukur. Karena, saat Australia mengekspor sapinya ke Indoensia, peternak sapi di Indonesia yang dirugikan. Harga sapi murah, begitu juga dengan harga daging," kata Naryo (36), salah satu peternak sapi, di Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Sabtu (11/6/2011) saat dihubungi Kompas.com.

Apalagi, kata peternak yang memiliki belasan sapi itu, kebijakan itu datang jelang Hari Raya Idul Fitri, yang membutuhkan banyak stok daging. "Kebijakan dari Australia itu harus didukung oleh pemerintah pusat dan daerah. Terutama Provinsi Jawa timur," katanya.

Pemprov Jatim memang sudah menyambut baik langkah Australia menghentikan ekspor sapi ke Indonesia. Kebijakan pemerintah Australia itu dinilai malah mendukung program swasembada daging dan pemulihan harga sapi hidup yang diusung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Impor daging selama ini, telah banyak merugikan peternak di Jatim. Sebab harga sapi lokal menjadi anjlok. Harapan saya dengan adanya larangan ini harga sapi lokal akan naik," harap Naryo.

Saat ini, menurut Naryo, harga daging sapi lokal sebelum dipotong seharga Rp 25 ribu per kilogram. "Itu harga daging sebelum dipotong. Kalau sudah dipotong dan dijual di pasaran sudah lebih tinggi," katanya.

Kalau harga per ekor sapi senilai Rp 10 juta hingga 13 juta. "Tergantung pada kurus-gemuknya kondisi sapi. Kalau gemuk harganya pasti mahal. karena dagingnya juga tinggi," katanya.

Sementara itu, dari pantauan Kompas.com, harga daging di pasaran, seperti di pasar Dinoyo Kota Malang, harga daging sapi lokal sebesar Rp 54.000 - Rp 55.000 per kilogram.

Di tempat berbeda, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, Imam Santoso mengatakan, pembekuan impor daging ini dipastikan tidak akan mengancam stok di dalam negeri. "Saya sudah meminta laporan staf saya dan hasilnya hingga bulan depan nanti dipastikan persediaan daging di Kota Malang akan aman. Saya sangat setuju kebijakan tersebut agar harga daging sapi lokal tidak anjlok," katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Malang, Sujono, dimana pihaknya bersyukur adanya kebijakan pemerintah Australia itu. "Karena harga daging sapi lokal tidak akan anjlok akibat daging impor itu," katanya.

Sebelumnya, saat adanya daging impor, harga daging lokal anjlok hingga 30 sampai 40 persen. "Karena stok daging banyak, kebutuhan sedikit. Sementara harga sapi, dari Rp 10 juta turun menjadi Rp 6 juta. Itu kalau diserbu daging impor," jelasnya.

Di Kabupaten Malang, ketersediaan sapi sangat besar yakni, 125.000 ekor per tahun. "Sementara angka kelahiran sapi di Kabupaten Malang sebanyak 39.183 ekor per tahun. Adapun kebutuhannya 55 hingga 60 ekor per hari," kata Sujono.

Jadi, tegas Sujono, Dinas Peternakan Kabupaten Malang sangat bersykur kalau pemerintah Australia membuat kebijakan menyetop ekspor daging ke Indonesia. "Ini peluang besar dan kebahagiaan luar biasa bagi peternak sapi. Harap saya, pemerintah pusat harus mengawalnya dengan baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com