Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Penjahat Internet Dibekuk

Kompas.com - 11/06/2011, 10:36 WIB

Menurut Boy, mereka memanfaatkan panggilan telepon melalui jaringan internet (VOIP) untuk menipu korban. ”Mereka berpura-pura dari perusahaan dan menawarkan jasa investasi. Orang yang tertarik kemudian mengirim uang,” kata Boy.

Dalam laporan Kementerian Keamanan Publik China yang dikirimkan kepada Polri tercatat tak kurang dari 300.000 kasus penipuan telah dilakukan sindikat penipu di Taiwan dan China ini dalam tiga tahun terakhir. Total uang hasil penipuan ini mencapai enam miliar yuan (sekitar Rp 7,9 triliun).

Pindah ke Asia Tenggara

Para pemimpin sindikat ini, yang berasal dari Taiwan, merekrut warga China untuk melakukan penipuan lewat telepon di daratan China dan Hongkong. Setelah operasi mereka digagalkan kepolisian China dan Taiwan, sindikat ini mulai memindahkan pusat operasi mereka ke kawasan Asia Tenggara sejak tahun lalu.

Menurut laporan China, pusat operasi sindikat itu saat ini diduga berada di Indonesia dan Kamboja. Sementara menurut laporan Taiwan, pusat operasi ada di Indonesia dan Malaysia.

”Di Indonesia, kami menemukan 106 kasus dengan nilai kerugian 7 juta yuan, sedangkan di Kamboja terdapat 84 kasus dengan nilai kerugian 14,4 juta yuan,” ungkap laporan China.

Boy mengatakan, sejauh ini belum ada laporan warga Indonesia yang menjadi korban penipuan sindikat ini. ”Kalau ada masyarakat Indonesia yang menjadi korban, maka yang bersangkutan diharapkan melapor,” katanya.

Sebanyak 76 warga negara China yang ditangkap di Indonesia akan dideportasi ke China, Sabtu ini. Mereka akan dijemput pesawat khusus yang dicarter kepolisian China di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Sementara itu, 101 tersangka asal Taiwan masih ditahan dan diperiksa di Jakarta. Semua tersangka masuk ke Indonesia menggunakan visa turis. (WIN/FER/AP/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com