Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Negara Serentak Gerebek 600-an Penipu

Kompas.com - 10/06/2011, 22:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggerebekan ke-177 penipu asal China dan Taiwan dilakukan secara serempak di Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Kamboja, dan China. Penggerebekan serentak tersebut diajukan oleh Kepolisian Republik Rakyat China (Kepolisian RRC).

Demikian disampaikan Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafly Amar saat dihubungi, Jumat (10/6/2011) pukul 21.45 WIB.

Ia mengungkapkan, atas permintaan polisi China, Selasa (31/5/2011), Polri telah melakukan penggerebekan terhadap sejumlah lokasi yang dijadikan "kantor" oleh para penipu tersebut.

Namun, polisi China kemudian meminta Polri tidak melanjutkan penggerebekan ke sejumlah "kantor" lainnya. "Mereka bermaksud melakukan penggerebekan serempak di enam negara, termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan agar para pelaku tidak curiga dan kabur," tutur Boy.

Penggerebekan yang dilakukan sendiri-sendiri, lanjut Boy, akan membuat para penipu di negara lain tahu. "Oleh karena itu, polisi China meminta, penggerebekan dilakukan secara serempak. Begitu digerebek, yang pertama kali disita polisi adalah telepon genggam para pelaku. Hal ini untuk menghindari mereka berkomunikasi dengan kawan-kawan mereka," ujarnya.

Penggerebekan dilakukan sejak Kamis (9/6/2011) pagi hingga sore hari di enam negara seperti disebut sebelumnya. Di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi, polisi menggerebek "kantor" para penipu di 15 lokasi.

Dalam penggerebekan tersebut, kata Komisaris Besar Boy Rafly Amar, Polri mengerahkan 150 anggotanya yang berasal dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

Pada bagian lain, Boy mengatakan, Polri telah menyerahkan semua tersangka dan barang bukti kepada kepolisian China. Polri tidak akan mengajukan pemblokiran rekening para penipu yang disimpan di sejumlah bank di Indonesia.

"Yang akan mengajukan permohonan pemblokiran dana ke Bank Indonesia nanti adalah polisi China dan polisi Taiwan, bukan Polri, sebab ini menyangkut dana warga negara masing-masing," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Keamanan Publik RRC menyebutkan, para penipu menyimpan dan menjalankan proses lalu lintas uang lewat sejumlah bank di Hongkong, Taiwan, Kamboja, dan Indonesia. Kementerian belum menjelaskan mengenai pemblokiran semua rekening para penipu tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com