Kairo, Kompas -
”Kami segera memproduksi minyak sebesar 100.000 barrel per hari,” kata menteri itu, Kamis (9/6) di Benghazi.
Dari sisi internasional, pemerintahan Libya di bawah Moammar Khadafy terus ditekan. Pesawat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Rabu malam, kembali menggempur Tripoli.
Khadafy masih mampu menunjukkan kekuatan meski militernya digempur habis-habisan dua bulan ini. Pendukung Khadafy, Rabu, secara mengejutkan kembali menggempur kota Misrata dengan tank dan artileri.
Di wilayah pegunungan barat, salah seorang juru bicara oposisi, Khalifah Ali, mengatakan, loyalis Khadafy terus menggempur kota Yefren dan Qalaa. Dua kota itu jatuh ke tangan oposisi pekan ini.
Di Brussels, para menteri pertahanan NATO hari Rabu, seperti dikutip kantor berita AFP, menyatakan bertekad melanjutkan operasi militer di Libya hingga mencapai tujuan. Mereka menegaskan, hengkangnya Khadafy merupakan harga mati meskipun Khadafy menyatakan akan melawan.
NATO, tanpa AS, menyerang Libya. Namun, di Yaman, AS melakukan serangan tersendiri. Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Michael Mullen dalam temu pers di Kairo hari Rabu mengatakan, anarkisme di Yaman bisa membuat Al Qaeda menguat.
Al Qaeda pekan lalu diberitakan telah berhasil menguasai kota Zinjibar di Provinsi Abyan, Yaman selatan. Pasukan pemerintah sampai saat ini terus berusaha merebut kembali kota Zinjibar dari tangan Tanzim Al Qaeda, tetapi masih gagal.
Provinsi Abyan selama ini dikenal sebagai basis Al Qaeda di Yaman. Tokoh intelektual AQAP (Tanzim Al Qaeda di Jazeera al-Arab), Anwar Awlaqi, diduga bersembunyi di daerah perbukitan di Provinsi Abyan.
Kubu oposisi sempat menuduh Presiden Ali Abdullah Saleh menyerahkan Zinjibar kepada Al Qaeda untuk menekan Barat bahwa Yaman yang anarki hanya akan dimanfaatkan Al Qaeda. Abdullah Saleh membantah tuduhan kubu oposisi itu.