KOMPAS.com — Kekerasan yang makin merebak di Suriah menyebabkan gelombang pengungsi dari negara itu bergerak ke Turki. Menurut warta AP dan AFP pada Rabu (8/6/2011), rakyat Suriah mencari aman semata agar tak menjadi korban bentrokan bersaudara.
Banyak orang mengatakan bahwa ratusan warga Suriah meninggalkan kota Jisr al-Shughour. Mereka mendapat informasi kalau pihak militer diperkirakan akan menyerang kota itu. Sebelumnya, puluhan tentara dilaporkan dibunuh di tempat tersebut. Penduduk yang tersisa di kota tersebut membuat penghambat jalan untuk mencegah pihak keamanan masuk.
Turki mengatakan tidak akan menutup perbatasan bagi orang-orang yang mencari perlindungan. Berbicara pada konferensi pers di Ankara, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki mengamati perkembangan keadaan dan meminta Damaskus untuk menahan diri.
Sementara itu, Inggris dan Perancis semakin mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pemungutan suara guna mengutuk penindasan Pemerintah Suriah terkait kerusuhan yang sudah berlangsung berbulan-bulan. Inggris berencana mengajukan rancangan resolusi yang berbeda dengan resolusi untuk Libya. Usulan tersebut tidak akan berupa aksi militer terhadap Damaskus atau pengenaan sanksi.