Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Estimasi Radiasi Nuklir Lipat Dua

Kompas.com - 07/06/2011, 18:31 WIB

KOMPAS.com - Dampak bencana gempa bumi dan tsunami pada Jumat (11/3/2011) di Jepang memang masih berbuntut panjang. Utamanya, ancaman radiasi nuklir lantaran rusaknya reaktor nuklir Fukushima. Menurut warta AP dan AFP pada Selasa (7/6/2011),  Badan Keselamatan Nuklir dan Industri (Nisa) sekarang mengatakan 770.000 terabecquerel terlepas ke atmosfir. Angka ini lebih dari dua kali taksiran yang diumumkan sebelumnya 370.000 terabecquerel.

Meski taksiran itu hanya 15 persen dari keseluruhan radiasi yang keluar dari reaktor nuklir di Chernobyl di Ukraina pada tahun 1986, bencana nuklir paling buruk di dunia, jumlah mengindikasikan bahwa kontaminasi di kawasan di sekitar PLTN Fukushima lebih buruk daripada yang diduga sebelumnya.

Badan keselamatan nuklir Jepang juga mengatakan pelelehan terjadi di tiga reaktor lebih cepat daripada yang diyakini sebelumnya. Menurut Nisa, pelelehan menimbulkan kerusakan pada reaktor No 2 setelah 80 jam, dan reaktor No 3 setelah 79 jam pascatsunami menerjang sistem pendingin PLTN.

Revisi taksiran radiasi, yang dikeluarkan tiga bulan setelah krisis mulai terjadi, mungkin akan mempergencar kritik di Jepang bahwa pemerintah dan operator PTN terlalu lambat dalam menerbitkan informasi. Estimasi baru tersebut diumumkan ketika panel pakar mulai mengadakan penyelidikan atas krisis nuklir di Fukushima.

Januari

Sementara itu, operator reaktor nuklir Fukushima, Tepco, berharap bisa menutup fasilitas tenaga atom tersebut paling lambat bulan Januari, meski ada kekhawatiran waktu yang diperlukan lebih lama. PTLN tersebut juga masih mengalami kebocoran radiasi.

Lebih dari 80.000 warga yang bermukim dalam radius 20 kilometer dari PLTN telah dievakuasi dari tempat tinggal mereka. Ketentuan evakuasi sukarela berlaku di kawasan dalam radius 20-30 kilometer dari PLTN yang sama. Beberapa kota kecil yang berada lebih jauh dari PLTN tersebut juga terkena dampak.

Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano mengatakan evakuasi lanjutan tengah dipertimbangkan. Pemantauan memperlihatkan topografi lahan dan pola angin mungkin menyebabkan penimbunan radiasi di kawasan-kawasan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com