Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibilang Korban Bom NATO, Ternyata Korban Kecelakaan

Kompas.com - 07/06/2011, 09:44 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Para pejabat Libya mengajak wartawan-wartawan asing ke Rumah Sakit Pusat Tripoli untuk menengok sendiri korban bombardir udara NATO terhadap negaranya, Senin (6/6/2011).

Salah satu yang ditunjukkan adalah seorang bocah perempuan yang tidak sadar. Seorang lelaki yang berdiri di samping ranjang rumah sakit mengatakan bocah itu korban serangan udara NATO pada Minggu (5/6/2011) malam.

Namun, seorang petugas rumah sakit diam-diam menyelipkan selembar kertas ke tangan seorang wartawan asing. Kertas tersebut bertuliskan, "Ini kasus kecelakaan lalu lintas. Itu yang benar."

Seorang pejabat Libya yang mengantar rombongan wartawan tersebut kemudian memberi isyarat kepada lelaki yang mengaku tetangga bocah bernama Haneen itu untuk mengutuk NATO.

Pejabat tersebut lalu menyuruh seorang perempuan yang disebut sebagai ibu Haneen berdiri di samping bocah yang tak berdaya itu. Para wartawan kemudian memotretnya.

Catatan itu kini disimpan salah seorang wartawan. Mereka bersepakat tidak memotret tulisan tersebut karena mengkhawatirkan keselamatan si pemberi info.

Setelah memberi info, si petugas yang misterius itu menghilang di tengah kerumunan petugas rumah sakit. Para wartawan tidak berhasil menemukannya untuk mewawancarainya.

Beberapa jam kemudian para wartawan dibawa ke tempat lain di pinggiran kota Tripoli. Para pejabat Libya menyebutnya sebagai lahan pertanian yang menjadi korban serangan NATO.

Di rumah pertanian itu ditemukan sebuah bom berkarat yang tergeletak di antara pohon palem dan zaitun. "Para perempuan berlarian dan menjerit, sementara anak-anak tiarap," kata Mohammed al-Najeh, pemilik tanah pertanian.

Dikatakan lelaki 50 tahun itu, dia dan keluarganya tengah duduk di kebun ketika bom itu jatuh pada Minggu (5/6/2011) malam. Anak laki-lakinya mengangguk sambil memeluk bendera hijau, warga rezim Libya.

Para wartawan kemudian melihat dari dekat bom yang tidak meledak tersebut. Ternyata bom itu bertuliskan huruf Rusia, yang bukan anggota NATO tetapi memasok senjata ke Libya.

Ketika ditanya tentang huruf Rusia pada bom itu, seorang lelaki lain mengisahkan cerita berbeda. Katanya, rudal NATO menghantam gudang rudal yang berlokasi sekitar satu kilometer dari pertanian itu. "Rudal (dari gudang) terlempar ke udara dan salah satunya jatuh di sini," kata lelaki itu.

Lelaki itu ternyata yang mengaku sebagai tetangga Haneen di rumah sakit. Ketika didesak para wartawan, dia mengaku sebagai pejabat pemerintah bernama Emad Gaith.

Deputi Menteri Luar Negeri Khaled Kaim membantah mengarang cerita kepada wartawan asing. "Keterangan pemerintah kredibel. Saya yakin pasti ada kesalahan, tetapi bukan dari sumber pemerintah," ujar Kaim.

Menurutnya, warga Libya sangat ingin menunjukkan bahwa mereka menderita akibat serangan NATO sehingga memberi keterangan berlebihan.

"Itu dari orang-orang yang sangat antusias dan mereka ingin menunjukkan kepada para wartawan bahwa terjadi ketidakadilan di sini dan (serangan NATO) membidik warga sipil," tutur Kaim.

NATO membombardir Libya selama dua bulan terakhir. Pemimpin Libya, Moammar Khadafy, menyebut serangan udara itu menewaskan lebih dari 700 warga sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com