Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Mati untuk Ciptakan "Word of Mouth"

Kompas.com - 06/06/2011, 13:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Motif di balik pengiriman peti jenazah ke sejumlah media massa dan perusahaan iklan akhirnya terungkap. Pengirim peti jenazah itu adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi dan periklanan, Buzz & Co.

CEO Buzz & Co, Sumardy, mengungkapkan bahwa perusahaannya sengaja merencanakan pengiriman peti jenazah itu untuk menciptakan efek word of mouth (WoM) sebagai salah satu bentuk strategi marketing. "Ini semata-mata hanya untuk kreativitas dalam beriklan karena kreativitas periklanan sekarang sudah mulai mati," ujar Sumardy, Senin (6/6/2011), saat dijumpai di kantor Buzz & Co yang terletak di Senayan Trade Center (STC), lantai 3.

Sumardy mengaku bahwa hal ini dilakukan atas inisiatif sendiri tanpa ada unsur politik yang melatarinya. Ia pun merencanakan bahwa ada sekitar 100 destinasi yang akan dikirimi paket peti mati. Dari jumlah itu, 10 persennya merupakan media yang dia nilai terkenal. Sisanya, paket peti mati dikirimkan kepada perusahaan iklan, pemilik, dan tokoh komunikasi pemasaran.

Lebih lanjut, Sumardy membenarkan bahwa cara ini ditempuhnya dalam rangka peluncuran buku karangannya yang berjudul Rest In Peace Advertising: The Word of Mouth Advertising terbitan PT Gramedia Pustaka Utama.

Menurut dia, strategi kampanye pemasaran yang dilakukan perusahaan saat ini sangat membosankan. Alhasil, ia pun terpikir ide gila ini. "Biaya beli peti mati lebih murah, ketimbang pasang iklan," kata Sumardy.

Ia mengungkapkan bahwa biaya yang diperlukan untuk membuat peti mati yang dibeli di Pondok Labu plus ditambah ongkos kirim hanya menghabiskan sekitar Rp 50 juta. Sementara untuk pasang iklan bisa menghabiskan miliaran rupiah. Strategi ini, diakuinya, sebagai bentuk edukasi pemasaran. "Iklan sekarang hanya meniru. Konsumen harus diapresiasi dengan iklan yang tidak membosankan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com