Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bubarkan Pawai Warga Syiah

Kompas.com - 06/06/2011, 07:58 WIB

MANAMA, KOMPAS.com — Polisi Bahrain terlibat bentrok dengan penganut Syiah yang berpawai dalam satu acara keagamaan Minggu (5/6/2011) malam. Padahal belum sepekan kerajaan Teluk itu mencabut peraturan keadaan darurat yang memadamkan berpekan-pekan demonstrasi.

Warga dan kelompok oposisi Syiah, Wefaq, menyatakan bahwa polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat suara, serta melepaskan tembakan dengan menggunakan peluru kecil guna membubarkan peserta pawai di beberapa desa Syiah di sekitar ibu kota negeri itu, Manama.

Sebagian pawai tersebut murni bersifat keagamaan, kata warga setempat, sementara yang lain berbau politik saat peserta pawai meneriakkan "Turunkan, turunkan (Raja) Hamad" dan "Rakyat menginginkan kejatuhan rezim."

Penduduk mengatakan bahwa beberapa polisi mengalami cedera di Desa Sitra, dan satu rumah telah terbakar saat bentrokan berlangsung di sana.

"Kami mengutuk serangan ini, serangan semacam ini akan membuat keadaan bertambah buruk," kata Sayyed Hady, dari Wefaq. "Peristiwa ini amat, sangat, normal di Bahrain, kami telah melakukannya selama berabad-abad... pemerintah menyatakan, mereka takkan menyerang kegiatan keagamaan, tapi inilah yang mereka lakukan."

Kerusuhan tersebut terjadi cuma dua hari setelah jadwal Formula One Grand Prix ditetapkan lagi di kerajaan di pulau kecil di Teluk itu. Tanggal awal pada Maret telah ditunda akibat protes luas saat itu.

Pada Maret lalu Pemerintah Sunni di Bahrain mengerahkan tentara dari negara tetangganya yang juga berpaham Sunni di Teluk guna memadamkan demonstrasi yang sebagian besar dipimpin warga Syiah, yang menuntut pembaruan demokrasi.

Kelompok Syiah garis keras bahkan menyerukan pembentukan republik.

Bahrain, yang menjadi pangkalan Armada Kelima Angkatan Laut AS, menegaskan bahwa pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan tetap berada di negeri itu untuk waktu yang tak ditentukan guna membantunya menghadapi ancaman dari Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com