Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepal, Bhutan, Tibet di Mata Nanny

Kompas.com - 02/06/2011, 20:47 WIB

"Tak ada tangan-tangan jahil yang merusak lukisan-lukisan tembok itu. Rupanya di Bhutan alat kelamin pria dianggap sebagai penangkal bala dan dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat dan malapetaka. Luar biasa...," tulis Nanny.

Di Bhutan pula, Nanny menemukan istana di bibir tebing, namanya Tiger's Nest (liang harimau). Dikenal juga sebagai Taktsang, sebuah biara yang dibangun di atas bukit batu setinggi 1.200 meter.

Menurut legenda setempat, biara ini semula berbentuk goa, tempat guru Padmasambhava (Rinpoche) mendarat. Dia terbang dari Tibet ke goa Taktsang pada tahun 747 dengan menunggang harimaunya, kemudian semedi selama 3 bulan di sana dan berhasil menaklukkan roh-roh jahat di kawasan ini. Harimau merupakan salah satu binatang yang dianggap bertuah oleh penduduk Bhutan selain naga, burung garuda dan singa salju.

Bagi Nanny, Hermandari, Julie dan Marcella, perjalanan ke Tibet yang disebut sebagai "Negeri Atap Dunia" adalah perjalanan tersulit. "Kondisi alamnya jelek, jalan berlumpur," katanya. Apalagi, lanjut Nanny, saat mereka ke Tibet  di bulan Mei, dimana saat itu salju sedang turun. "Di Tibet lah kita menemukan cuaca yang sangat ekstrem, ya dingin, panas ditambah gurun pasir yang luas," katanya.

Kondisi jalan berlumpur ini dialami mereka karena melakukan perjalanan darat dari Kathmandu, Nepal agar dapat menjelajahi tidak hanya Lhasa, tapi juga kota-kota lain di negeri ini. "Bertahun-tahun saya memimpikan dapat melihat Potala Palace (Istana Potala) dengan mata kepala sendiri. Bangunan yang disebut juga sebagai The Shangri La (surga dunia). Ini merupakan sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia dan dianggap sakral oleh umat Buddha.

Tibet yang hingga tahun 1985 tertutup bagi dunia luar, mempunyai nama resmi dalam bahasa Mandarin Xizang Zizhiqu, sedangkan nama internasionalnya adalah Tibet Autonomous Region (TAR) yang secara singkat biasa disebut Tibet. Kata "Tibet" berasal dari bahasa Sanskerta, Trivistapa yang berarti "surga" walau orang Tibet sendiri menyebut negaranya, "Bod".

Menurut Nani, perjalanan ke Tibet dapat dilakukan melalui tiga cara. Pertama, paling mudah dengan pesawat ke Lhasa melalui beberapa kota di China  yaitu Chengdu, Beijing, Xian, Guangchou atau melalui Kathmandu dengan China Airlines atau South China Airlines.

Kedua,  dengan kereta api Qinghai-Tibet Railway yang jarak tempuhnya ke Lhasa berbeda-beda berdasarkan kota tempat perjalanan dimulai. Namun yang terdekat adalah dari Chengdu yang memakan waktu sekitar 46 jam.

Ketiga, dengan kendaraan 4 wheel-drive dari Kathmandu ke Lhasa melalui Friendship Highway yang memakan waktu beberapa hari dengan menginap di kota-kota yang dilalui. "Yang terakhir inilah opsi yang kami pilih karena konon sangat terkesan dan tidak terlupakan. Dan ternyata memang terbukti," kata Nanny yang sudah menjelajahi 59 negara ini.

Memang, diakui Nanny, berkunjung ke Tibet tanpa melihat dengan kepala sendiri Istana Potala bisa dibilang belum ke Tibet. Pukul 09.00 kami sudah langsung antre untuk memasuki bangunan suci yang oleh UNESCO dianggap sebagai Warisan Budaya Dunia. Bangunan istana ini bertingkat 13 dengan lebar 350 meter. Disini terdapat 1.000 kamar, 10.000 ruang pemujaan dan kira-kira 200 ribu patung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com