Adelaide, Kompas
Dalam program tayangan acara Four Corners berjudul A Bloody Business selama 45 menit, muncul bukti-bukti kuat bahwa tata cara pemotongan sapi melanggar tata cara internasional, di antaranya, misalnya sapi yang dipotong masih hidup dan menggelapar selama lebih dari 3 menit, padahal standar internasional menghendaki sapi yang disembelih sudah mati dalam masa 30 detik.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia,
Ekspor sapi potong ke Indonesia merupakan bisnis bernilai 300 juta dollar Australia setiap tahunnya, dengan sekitar 500.000 sapi dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia.
Kasus serupa yang terjadi di Mesir membuat Pemerintah Australia menghentikan pengiriman sapi potong ke negara tersebut pada tahun 2006.
Menurut konsumen Indonesia yang ditanyai oleh ABC, daging sapi segar Australia yang dipotong di Indonesia lebih diminati dibandingkan sapi lokal.
”Dagingnya lebih empuk, lebih enak untuk dibuat bakso,” kata salah seorang konsumen di Jakarta.
Tempat pemotongan hewan yang muncul dalam tayangan ABC adalah di Jakarta, Bandar Lampung, Medan, dan Binjai.
Menurut Joe Ludwig, pemerintah akan membentuk tim independen untuk menyelidiki lebih lanjut proses pengiriman hewan potong ke Indonesia dan akan menghentikan pengiriman bila ditemukan bukti-bukti di tempat pemotongan lainnya.
Asosiasi Industri Ternak Australia, minggu lalu, sudah menghentikan pengiriman ke tiga rumah pemotongan hewan tersebut setelah mendapatkan gambar-gambar kekejaman terhadap sapi tersebut dari jaringan televisi ABC.