Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy Inginkan Perdamaian

Kompas.com - 01/06/2011, 04:48 WIB

tripoli, selasa - Pemimpin Libya Moammar Khadafy siap melaksanakan ”peta jalan” Uni Afrika demi menyudahi kemelut di negaranya, yaitu menyetujui gencatan senjata dan dihentikannya serangan Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, selaku perwakilan Uni Afrika (UA), mengungkapkan hal itu, Selasa (31/5), sesaat sebelum meninggalkan Tripoli. Sehari sebelumnya, Khadafy sempat bertemu dengan Zuma, yang menawarkan peta jalan UA guna mengakhiri krisis Libya.

Zuma dalam kunjungannya ke Tripoli melakukan apa yang dilukiskannya sebagai pembicaraan ”rinci dan panjang” dengan Khadafy, yang diperangi oposisi. Dalam pertemuan, kata Zuma, ia memberi tahu Khadafy ”langkah terakhir dan tindakan yang diambil UA”, dan mengulangi lagi seruan UA demi melakukan dialog antarwarga.

Zuma, yang tiba pada Senin pagi di Tripoli, langsung disambut Perdana Menteri Libya Al Baghdadi Ali al-Mahmoudi dan Menteri Luar Negeri Abul Ati al-Obeidi di bandara Tripoli. Dia mengatakan, Zuma datang bertemu Khadafy sebagai anggota sebuah komite tingkat tinggi yang dibentuk UA dalam menyikapi krisis Libya.

Inisiatif UA

Menurut Zuma, Pemerintah Libya sudah menerima inisiatif dan peta jalan UA. Dia juga meyakinkan Khadafy tentang ”pentingnya gencatan senjata yang diusulkan UA, dengan syarat bahwa NATO menghentikan pengeboman dan memberikan kesempatan kepada warga Libya untuk menyelesaikan sendiri masalah mereka,” katanya.

Zuma sama sekali tidak menyinggung apakah Khadafy siap mundur jika gencatan senjata itu terjadi. UA sudah membentuk panitia khusus Libya sebelum Perancis, Inggris, dan AS memimpin serangan udara ke Libya, 19 Maret. UA juga sudah menabur harapan agar krisis Libya dapat diselesaikan secara damai.

Komite tingkat tinggi UA juga mengusulkan ”peta jalan” lima butir untuk terciptanya perdamaian, meminta pihak bertikai di Libya segera berdamai. Hal itu untuk melindungi rakyat sipil, menghentikan permusuhan, dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Libya.

Komite juga menyerukan dialog politik demi mengakhiri krisis, masa transisi, dan reformasi politik yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan rakyat.

UA berusaha keras menengahi oposisi dan loyalis Khadafy. Namun, oposisi yang mengontrol Libya timur, dengan Benghazi sebagai pusatnya, menolak karena bukan itu masalah pokok yang diminta oposisi, melainkan meminta Khadafy segera turun.

Beberapa jam setelah Presiden Afrika Selatan itu menemui Khadafy, NATO melancarkan lagi serangan udara ke sejumlah tempat di Tripoli, Selasa dini hari. Saat itu terdengar dua ledakan saat jet tempur terbang di atas kota.

Seorang pejabat Libya mengatakan, serangan pertama menyasar ke Abu Sita, sebuah bekas pusat militer, sekitar 10 kilometer dari pusat kota. Belum diketahui sasaran bom kedua. Juga belum ada tanggapan resmi NATO, yang telah melakukan serangan secara teratur sebagai bagian dari misi untuk menghentikan pasukan Khadafy membunuh warga sipil tidak berdosa.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini tiba di Benghazi, Selasa. Ia meresmikan konsulat Italia setelah mengadakan konferensi pers bersama Mustafa Abdul Jalil, Ketua Dewan Transisi Nasional.

Italia, sama seperti Perancis, Inggris, AS, maupun negara Barat lainnya, setuju dengan gencatan senjata. Meski demikian, sama seperti oposisi, mereka tetap meminta Khadafy turun dari kekuasaan. Zuma tidak mendesak Khadafy turun.

(AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com