Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Al Khatib, Ulangan Tragedi Bouazizi versi Suriah?

Kompas.com - 30/05/2011, 05:01 WIB

Siapa pun sulit untuk menahan kemarahan melihat tayangan berbagai stasiun televisi, Sabtu (28/5), yang memperlihatkan rekaman video jasad seorang bocah Suriah, Hamzah al-Khatib, yang penuh luka siksaan di seluruh tubuhnya.

Bocah berusia 13 tahun itu diduga tewas akibat siksaan aparat keamanan Suriah. Al Khatib, yang berasal dari desa Giza, dekat kota Daraa, ditangkap dekat desa Sidon di distrik Houran pada 29 April lalu ketika ia mencoba memasok makanan untuk para pengunjuk rasa yang terkepung di kota Daraa.

Keluarga Al Khatib selama ini memang bertanya-tanya tentang nasib Al Khatib yang tak kunjung pulang ke rumah setelah aktif mengikuti aksi unjuk rasa antirezim Presiden Bashar al-Assad. Mereka terentak seperti tak percaya menerima kabar dari aparat keamanan, Rabu lalu, bahwa Al Khatib sudah tak bernyawa lagi, dengan luka-luka di sekujur tubuhnya.

Tewasnya Hamzah al-Khatib mengingatkan kembali tentang tewasnya pedagang asongan Tunisia, Mohamed Bouazizi di provinsi Sidi Bouzid, 265 km arah selatan kota Tunis, dan pemuda Mesir, Khaled Said, di kota Alexandria, Mesir. Tewasnya Bouazizi dan Khaled Said telah meletupkan revolusi di Tunisia dan Mesir, yang akhirnya berhasil menumbangkan rezim diktator Presiden Zine al-Abidine Ben Ali dan Hosni Mubarak.

Bouazizi tewas bunuh diri ketika polisi menyita dagangannya berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang menjadi satu-satunya gantungan hidupnya.

Khaled Said (28) diambil secara paksa oleh aparat keamanan dari sebuah warnet di kota Alexandria pada Juni tahun 2010. Khaled Said, yang dituduh membongkar borok rezim Mubarak di jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, akhirnya tewas akibat siksaan aparat keamanan itu.

Khaled Said kemudian menjadi nama alamat akun Facebook para pemuda Mesir yang membakar semangat rakyat negeri itu untuk turun ke jalan melawan rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak.

Akankah tewasnya Hamzah al-Khatib juga menjadi awal menuju tumbangnya rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah?

Para aktivis oposisi Suriah menyerukan digelarnya aksi unjuk rasa antirezim yang berlangsung setiap hari terhitung mulai Sabtu sebagai penghormatan terhadap syahid Hamzah al-Khatib.

Para aktivis Suriah juga mulai ramai-ramai memberi nama alamat akun Facebook kelompok mereka dengan nama Syahid Hamzah al-Khatib. Dalam status akun itu tertulis, ”Saya tidak akan diam.”

Dalam status akun itu juga tertulis, ”Akan datang suatu hari di mana rakyat Suriah menggerakkan revolusi demi engkau wahai Al Khatib, demi air mata ibumu, demi luluhnya hati bapakmu, dan demi semua rakyat Suriah.” Dalam tempo kurang dari 24 jam, akun itu telah menarik lebih dari 16.000 anggota.

Pemikir dan budayawan Suriah, Salah Saidi, kepada stasiun televisi Al Arabiya menegaskan, Hamzah al-Khatib akan menjadi simbol perjuangan rakyat Suriah yang lebih dahsyat dibandingkan dengan Bouazizi di Tunisia dan Khaled Said di Mesir.

Saidi mengatakan, rezim Suriah sudah terbiasa menindas rakyat. Namun, tindakan mereka membunuh seorang bocah telah melampaui batas kemanusiaan dan tidak bisa ditoleransi lagi.

Direktur lembaga Mirsad untuk Hak Asasi Manusia Suriah, Rami Abdurrahman, menegaskan, aksi penyiksaan di kota Daraa dan kota lainnya tak bisa didiamkan. Ia meminta otoritas Suriah segera menangkap dan menyeret oknum yang bertanggung jawab atas penyiksaan Al Khatib dan korban lainnya ke pengadilan. Menurut dia, masih ada tujuh mayat di rumah sakit kota Daraa yang tewas akibat siksaan.

Sejauh ini belum ada reaksi resmi dari Pemerintah Suriah atas tewasnya Hamzah al-Khatib, yang menyulut kemarahan publik di negara itu.

Aksi unjuk rasa antirezim di Suriah, yang berlangsung sejak akhir Maret lalu, telah membawa korban 1.000 jiwa gugur. Aparat keamanan sedikitnya telah menewaskan delapan pengunjuk rasa dan puluhan lainnya luka-luka sejak Jumat hingga Minggu di berbagai kota, seperti Deir el Zor, Homs, Daraa, Qatana, dan Zabadani.

Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com