Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yaman, Revolusi Minus Solusi

Kompas.com - 30/05/2011, 04:47 WIB

Oleh Zuhairi Misrawi

Revolusi yang berembus di Yaman menemui kebuntuan. Ali Abdullah Saleh masih bersikukuh menjabat Presiden Yaman hingga tahun 2013.

Meskipun ribuan warga Yaman memadati alun-alun perubahan setiap hari, Saleh masih percaya diri di tengah krisis politik yang sudah berlangsung empat bulan.

Sejak revolusi berembus pada 27 Januari lalu, lebih kurang 200 orang tewas dalam aksi perlawanan melawan rezim otoriter tersebut. Mereka umumnya kaum muda yang haus perubahan.

Selama lebih kurang 32 tahun berkuasa, Saleh dianggap tak melakukan perubahan yang signifikan. Sebagaimana Mesir, rezim yang berkuasa di Yaman juga berlumuran korupsi, kolusi, nepotisme, dan kerap bertindak represif terhadap mereka yang beroposisi. Selain itu, kemiskinan adalah masalah utamanya. Yaman adalah negara Arab dengan pendapatan per kapita 1.060 dollar AS (Bank Dunia, 2009).

Menurut Sarah Philips, penulis buku Yemen’s Democracy Experiment in Regional Perspective (2008) dari Australian National University, Saleh adalah pemimpin otoriter berjubah demokrasi. Ia menggunakan demokrasi sebagai katalisator untuk mempertahankan kursi empuk kekuasaannya yang diraih sejak 1978.

Pada dasarnya sistem yang berlaku di Yaman adalah neopatrimonial. Urusan pemerintahan dikendalikan oleh individu, bukan konstitusi. Hanya mereka yang loyal kepada rezim yang mendapatkan posisi strategis di pemerintahan. Sementara partai politik, organisasi masyarakat sipil, dan parlemen dikendalikan sepenuhnya oleh rezim.

Meskipun demokrasi diberlakukan di Yaman, dalam praktiknya karakter rezim yang berkuasa tak ubahnya rezim Khadafy di Libya. Suku yang berafiliasi dengan rezim mendapatkan tempat nyaman di pemerintahan, seperti suku Sanhan dan Hashid. Dalam konteks keamanan dan pertahanan, Ali Abdullah Saleh menunjuk keluarga besarnya untuk menduduki posisi strategis di militer: putranya, Ahmed, dan keponakannya, Yahia.

Atas dasar itulah Saleh berhasil mempertahankan kekuasaannya. Tak hanya itu, dalam situasi politik yang karut-marut dalam beberapa bulan terakhir, rezim yang berkuasa tidak memberikan respons memuaskan kepada kalangan oposisi. Selain bertindak represif, Saleh tak mau mendengarkan aspirasi kalangan oposisi, bahkan justru bersikukuh pada posisinya untuk mempertahankan kekuasaan hingga akhir jabatannya pada 2013.

AS bersikap pasif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com