Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osama Dimata Si Cantik Amal (2)

Kompas.com - 29/05/2011, 23:44 WIB

KOMPAS.com - Setelah Osama bin Laden tewas, media berlomba untuk mencari tahu siapakah sebenarnya sosok pria beristri lima ini. Hampir sepuluh tahun yang lalu, sebuah majalah terbitan London, Al-Majallah, berhasil menggali kehidupan pribadi Osama bin Laden lewat Amal Ahmed al-Sadah, istri kelima Osama.

Amal al-Sadah merupakan sosok wanita cantik yang memiliki postur cukup tinggi. Wanita ini berasal dari Yaman, tetapi beberapa sumber mengatakan, Amal mewarisi ras wanita Asia Tengah (Kaukasia) sehingga dia memiliki postur dan kecantikan bak peragawati dunia.

Selain itu, meski Amal menikah dalam usia relatif muda, 17 tahun, dia tergolong wanita cerdas. Inilah salah satu alasan mengapa Amal menjadi istri kesayangan Osama bin Laden.

Amal menceritakan kebiasaan sehari-hari Osama serta kegemaran Osama pada yoghurt. "Dia jarang makan daging, tapi suka pergi berburu," kata Amal.

Dia juga mengungkapkan skenario tragedi 11 September 2001. Semua itu diceritakan dalam wawancara panjang kepada Khalid Nasr, yang dimuat di The Guardian pada Jumat 15 Maret 2002.

Cukup panjang perjuangan Al-Majallah dalam memburu dan mewawancarai istri Osama bin Laden ini. Setelah disetujui pun, banyak syarat yang harus dipatuhi—saat itu identitasnya disembunyikan, hanya diberi inisial AS (Amal Ahmed al-Sadah).

AS akhirnya setuju untuk diwawancara dengan beberapa syarat ketat. Untuk alasan keamanan, ia menolak difoto. Di samping itu, lokasi wawancara juga minta agar tidak disebut.

AS berbicara dengan tenang dan percaya diri. Dia tinggal di sebuah rumah biasa, jauh dari kesan mewah. Tutur kata dan tingkah lakunya sangat santun dan rendah hati.

Berikut wawancara Khalid Nasr (Nasr) dan Amal Ahmed al-Sadah (AS):

Nasr: Saat Osama melarang anda berpergian sendiri, Apakah sebenarnya yang dikhawatirkan Osama pada diri Anda? Apakah (misalnya) Osama khawatir dengan pria-pria Taliban (akan mengganggu anda)?

AS: Suatu saat, Osama pernah mengatakan kepada saya, bahwa dia sangat khawatir dan takut akan kemungkinan para pejuang Taliban akan berbalik melawan dia. Osama juga pernah berpikir suatu saat para pejuang Taliban mungkin akan pasrah dan membutuhkan dana yang cukup banyak. Dan Osama juga sempat mengatakan, kemungkinan Amerika Serikat bisa membayar para pejuang Taliban untuk menyingkirkannya. Osama juga pernah mengatakan kepada saya, Dia memiliki beberapa perbedaan dengan Mullah Omar dan pemimpin Taliban lainnya. Mereka bisa saja berjalan sendiri, dan Osama juga sempat berfikir tidak mungkin dia terus menerus bersama mereka.

Nasr: Siapa saja orang-orang yang dianggap paling dekat dengan Osama?

AS: Dia selalu menyebut nama Mullah Omar. Osama sering melakukan pembicaraan serius dengan Mullah Omar. Selain itu ada Abu-Sulaiman dan Abu-Hafsh Ghayth (alias Muhammad Atef, teman dekat Osama. Dia merupakan otak strategi rencana penyerangan. Pria ini tewas oleh pemboman AS di Afghanistan). Osama selalu bersama salah satu dari mereka saat melakukan perjalanan rahasia.

Nasr: Apakah Osama memiliki pengawal khusus?

AS: Osama memiliki satu pasukan komando yang jumlahnya cukup besar. Mereka adalah anak-anak Mujahidin muda suku Arab. Selain itu, Osama juga memiliki sejumlah kendaraan tempur yang biasa digunakan ketika berada di tengah-tengah para pasukannya dan saat melakukan perjalanan bersama mereka.

Nasr: Apakah Osama sempat mengajak bicara anda tentang niatnya menyerang Amerika Serikat?

AS: Dia tidak pernah membicarakan tentang keinginannya untuk menyerang Amerika Serikat. Osama hanya memberi penjelasan kepada saya tentang hegemoni Amerika Serikat dan hubungan kerjasama antara AS dengan Israel. Namun, Osama setiap kali selalu menekankan kepada saya, bahwa dia memiliki sebuah rencana besar. Bahwa dia telah mendedikasikan hidupnya untuk menghadapi mereka. Dia selalu mengulang-ulang pernyataannya kepada saya, bahwa Amerika Serikat telah menghina bangsa Arab, menginjak-injak harga diri bangsa Arab. Selain itu, Osama juga mengatakan kepada saya, bahwa dia memiliki pasukan pejuang muda yang jumlahnya cukup banyak. Para Mujahidin muda ini sangat membenci Amerika Serikat, dan mereka bersedia mengorbankan diri untuk melakukakan jihad terhadap mereka (Amerika Serikat).

Nasr: Bagaimana Osama membalas tuduhan AS bahwa ia berada di balik pemboman kedutaan di Nairobi dan Dar es Salaam?

AS: Saya selalu mendengarkan ucapan-ucapan dia yang dengan penuh semangat mengatakan, Amerika Serikat adalah musuh pertamanya. Bahwa AS telah menebar masalah di wilayah kami. Dan tidak ada salahnya, jika kami berusaha bertahan dan membela diri dengan membunuh dan melawan mereka. Amerika Serikat pantas menerima itu. Para pejuang mujahin muda yang melakukan bom bunuh diri telah mendapat bimbingan Tuhan untuk memberi pelajaran kepada Amerika.

Nasr: Pernahkah Anda bertanya apakah dia berada di belakang serangan ini?

AS: Tidak pernah.

Nasr: Mengapa tidak pernah anda tanyakan?

AS: Dia tidak suka membicarakan masalah tersebut kepada saya. Saya tahu betul, Osama akan marah kepada saya apabila saya mencoba menanyakan kasus serangan tersebut kepadanya. Lebih baik saya tidak bertanya, daripada hubungan kami menjadi bermasalah dan tidak harmonis. (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com