Purwakarta, Kompas
Kereta itu membawa 10 gerbong yang mengangkut 20 kontainer dari Tanjung Priok, Jakarta, menuju Terminal Peti Kemas Gedebage, Bandung. Gerbong enam dan tujuh keluar lintasan hingga menggerus beberapa bantalan rel sekitar 200 meter menjelang Stasiun Ciganea.
Menurut Doni Raharja, petugas keamanan yang mengawal kereta tersebut, asap mengepul dari roda gerbong ketujuh sejak satu kilometer menjelang lokasi kejadian. Saat akan berpindah jalur dan mengurangi kecepatan menjelang Stasiun Ciganea, dua gerbong anjlok dan terseret di jalur semula.
”Pada pemberhentian terakhir di Stasiun Purwakarta, kondisi kereta dan rangkaiannya telah diperiksa kemudian melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Ciganea. Namun, as roda belakang pada gerbong ketujuh mengeluarkan asap dan anjlok,” ujarnya.
Sejumlah bantalan kayu dan beton rusak karena tergerus roda kereta yang terseret, sementara kerikil berserak di sekitar rel. Delapan roda pada gerbong enam dan tujuh keluar jalur sehingga menutup dua jalur yang ada di titik tersebut.
Hingga pukul 20.00, dua jalur masih tertutup. Pekerja masih berupaya mengangkat satu gerbong yang anjlok dan memperbaiki jalur kereta. Menurut Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung Bambang Setyo Prayitno, pihaknya menghadapi kendala pada penstabilan kaki crane sehingga proses penormalan jalur kereta meleset dari perkiraan semula pukul 15.00.
Bambang menambahkan, akibat kejadian itu, dua KA Argo Parahyangan dari Stasiun Bandung dan Stasiun Gambir dibatalkan. Adapun perjalanan 10 kereta lainnya terganggu karena penumpang harus berpindah kereta untuk menghindari lokasi anjlok dengan menggunakan bus. KA Serayu yang seharusnya menempuh rute Jakarta-Bandung-Kroya dialihkan ke jalur utara melalui Cirebon.
Penumpang KA Harina Pagi dari Bandung harus melanjutkan perjalanan dari Stasiun Plered (Purwakarta) menuju Stasiun Cirebon dengan bus untuk melanjutkan perjalanan ke Semarang dengan KA. Demikian pula penumpang KA Harina Pagi dari Semarang harus melanjutkan perjalanan dengan bus dari Cirebon menuju Bandung.
Penumpang KA Argo Parahyangan dari Bandung berhenti di Stasiun Sukatani (Purwakarta) dan melanjutkan perjalanan dengan bus ke Jakarta, sementara penumpang dari Jakarta berhenti di Stasiun Purwakarta dan melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Bandung.
Jalur KA Bandung-Jakarta ruas Ciganea-Sukatani tergolong rawan longsor. Sepanjang tahun 2010 terjadi dua kali longsor yang menyebabkan perjalanan KA terganggu.