KOMPAS.com — Sambil menanti persetujuan senat untuk penetapan jabatannya, Perdana Menteri Haiti Daniel-Gerard Rouzier membuat aksi terbaru. Kepada publik, ia mengatakan bakal mengganti komisi rekonstruksi bencana gempa bumi. Menurut Rouzier, sebagaimana diwartakan AP dan AFP pada Kamis (26/5/2011), komisi bekerja tidak maksimal.
Gempa bumi berkekuatan 7 skala Richter mengguncang Haiti pada 12 Januari 2010. Pusat gempa 25 kilometer dari ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dengan kedalaman 10 kilometer. Bencana alam itu memakan korban tewas hingga 250.000 orang. Kendati begitu memilukan, dampak gempa bumi Haiti masih terasa. Paling tidak, masih ada ratusan ribu warga yang tinggal di tenda penampungan, bahkan sampai sekarang.
Komisi gempa tersebut beranggotakan 27 orang. Salah satu ketuanya adalah mantan Presiden AS Bill Clinton. "Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah komisi rekonstruksi akan dibubarkan," kata Rouzier.
"Saya tidak akan mempersalahkan mereka yang datang dengan konsep. Namun, pada saat sesuatu berjalan salah, Anda harus memperbaikinya," tambah Rouzier.
Meski demikian, dalam sebuah wawancara, Rouzier berharap Clinton tetap berperan aktif dalam upaya membangun kembali Haiti. "Pada saat Anda memiliki orang dengan kapasitas seperti Clinton yang memiliki visi luar biasa... kami harus menyerap pemikirannya dan menerapkan strategi yang tepat," tegas Rouzier yang juga seorang pengusaha ternama di Haiti itu.
Komisi yang dibentuk setelah gempa 2010 itu memiliki fungsi untuk memastikan kepada negara-negara donor bahwa uang yang mereka berikan tepat sasaran.
Selain Clinton, PM Haiti yang segera habis masa jabatannya, Jean-Max Bellerive, juga menjabat ketua bersama komisi ini. Wakil negara yang banyak memberikan bantuan, antara lain Amerika Serikat, Perancis, dan Jepang, juga duduk di komisi rekonstruksi itu.