Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duit Khadafy Masih di Sana-sini

Kompas.com - 26/05/2011, 12:05 WIB

KOMPAS.com — Organisasi nirlaba Global Witness mengeluarkan laporannya terkait simpanan duit pemimpin Libya, Moammar Khadafy. Seturut warta AP dan AFP pada Kamis (26/5/2011), lembaga itu menyebut, setidaknya enam institusi keuangan dunia menyimpan uang Khadafy, yakni HSBC, Royal Bank of Scotland (RBS), Goldman Sachs, JP Morgan Chase, Nomura, dan Societe General.

Namun, sudah dapat ditebak, para pejabat institusi keuangan tersebut menolak menjelaskan apakah mereka pernah atau masih memiliki dana Libya itu. Saat ini, semua aset kekayaan Libya sudah dibekukan Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dokumen yang diterbitkan pada 2010 itu menunjukkan bahwa HSBC setidaknya pernah menyimpan 292,7 juta dollar AS atau Rp 2,5 triliun dalam 10 rekening berbeda. Sementara itu, 43 juta dollar AS atau sekitar Rp 368 miliar dalam tiga rekening disimpan di Goldman Sachs.

Tak hanya itu, sekitar 4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 34 triliun disimpan dalam bentuk investasi dan bentuk lainnya.

Bank Nomura Jepang dan Bank of New York tak ketinggalan menyimpan kekayaan Libya ini. Kedua bank itu masing-masing menyimpan 500 juta dollar AS.

Sementara di bank Libya dan Timur Tengah tersimpan aset dengan nilai total 19 miliar dollar AS atau Rp 162 triliun lebih.

Saham

Laporan Globall Witness juga memperlihatkan bahwa Otoritas Investasi Libya (LIA) memiliki miliaran dollar AS dalam bentuk saham di berbagai perusahaan ternama dunia, seperti General Electric, BP, Vivendi, dan Deutsche Telekom. "Sangat absurd jika HSBC atau Goldman Sachs berpikir bisa bersembunyi di balik kerahasiaan pelanggan dalam kasus seperti ini," kata Direktur Kampanye Global Witness Chairman Gooch.

"Ada banyak rekening pemerintah sehingga dipastikan pelanggan mereka adalah warga Libya dan bank-bank ini memiliki informasi penting tentang mereka," tambah Gooch.

Dibentuk pada 2006, LIA memiliki aset bernilai setidaknya 470 miliar dollar AS. Menurut Sovereign Wealth Fund Institute, LIA adalah lembaga keuangan terbesar ke-13 di dunia.

Awal bulan ini, Uni Eropa memperpanjang sanksi ekonomi atas Libya. Sanksi itu mencakup LIA dan Bank Sentral Libia. Sebelumnya, Uni Eropa sudah membekukan aset milik Moammar Khadafy dan anggota keluarganya.

Awalnya, sanksi Uni Eropa tidak menargetkan LIA karena muncul perdebatan apakah aset LIA adalah milik keluarga Khadafy atau rakyat Libya.

 
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com