Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezim Libya Negosiasikan Posisi Khadafy

Kompas.com - 26/05/2011, 11:40 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Moammar Khadafy mungkin akhirnya akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Libya, kata seorang pejabat senior rezim itu, Rabu (25/5/2011) malam, ketika tekanan militer dan diplomatik terhadap Tripoli kian intensif.

Khaled Kaim, Wakil Menteri Luar Negeri Libya, untuk pertama kalinya mengakui bahwa semua opsi politik terbuka dalam perundingan tentang masa depan negara itu. "Biarkan rakyat Libya yang memutuskan," katanya kepada The Daily Telegraph.

Dia menegaskan, pemimpin Libya itu tidak mempertimbangkan sebuah "strategi lengser" segera dan masalah tersebut tidak akan menjadi subyek pada negosiasi dengan Barat atau NATO. Namun, pengakuan itu muncul saat para diplomat Uni Eropa dan Uni Afrika menyusun berbagai ketentuan tentang sebuah gencatan senjata dan kemungkinan penyelesaian, dan Pemerintah Libya mengirimkan proposal gencatan senjatanya sendiri ke PBB.

Untuk pertama kalinya, ada tanda-tanda bahwa proposal-proposal itu mulai dari hal yang sama, yaitu Kolonel Khadafy mungkin diizinkan tetap berkuasa, tetapi hanya untuk sementara, sementara perundingan gencatan senjata berlangsung. Proposal Pemerintah Libya kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menegaskan kembali apa yang Kaim katakan berisi usulan gencatan senjata Pemerintah Libya. Itu mencakup pemantauan oleh PBB dan perundingan rekonsiliasi dengan pihak oposisi yang mengarah ke penyelesaian akhir dan sebuah konstitusi baru.

Dia membantah sejumlah laporan media bahwa sebuah kunjungan pada minggu depan oleh para mediator Afrika yang dipimpin Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma akan membahas sebuah "strategi lengser" bagi Khadafy. Namun, dia mengatakan, perubahan konstitusi sudah dibahas sejak tahun lalu oleh aparat Pemerintah Libya, termasuk kemungkinan bahwa Kolonel Khadafy akan mengambil sebuah peran sebagai tokoh dalam pemerintahan negara itu atau mundur sama sekali dari politik. "Itu semua bergantung pada apa yang rakyat Libya inginkan," katanya.

Proposal itu mungkin akan ditolak pihak oposisi, yang mengatakan tawaran gencatan senjata semacam itu dalam tiga bulan terakhir telah diabaikan oleh pasukan pemerintah, bahkan ketika tawaran itu sedang dirancang. Mereka juga percaya, Kolonel Khadafy tidak mungkin mundur.

Namun, sejumlah diplomat Eropa telah melunak dengan tuntutan mereka bahwa Kolonel Khadafy harus turun segera. Mereka menyarankan, dia bisa saja tetap di tempatnya, sementara masa depan Libya dinegosiasikan. Pada saat yang sama, posisi Uni Afrika, yang sebelumnya mendukung Tripoli, telah bergeser dengan mengakui perlunya reformasi politik dan kemungkinan kepergian Khadafy.

Sementara itu, Ban kemarin mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Libya Baghdadi al-Mahmoudi. "Tadi malam saya berbicara panjang lebar sekali lagi untuk mendengarkan kekhawatiran dia atas pengeboman intensif baru-baru ini (di Libya)," kata Ban. "Saya tegaskan kebutuhan mendesak bagi sebuah gencatan senjata nyata dan negosiasi serius tentang sebuah transisi menuju sebuah pemerintah yang sepenuhnya memenuhi aspirasi rakyat Libya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com