Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Thaksin Tantang Abhisit

Kompas.com - 26/05/2011, 08:16 WIB

UDHON THANI, KOMPAS.com — Thaksin Shinawatra memang tergusur dari dunia politik Thailand, tetapi dia sudah punya pengganti. Yingluck Shinawatra, adik kandungnya. Dalam berbagai jajak pendapat menjelang pemilihan umum legislatif 3 Juli, popularitas perempuan cantik itu terus meroket.

Pebisnis berusia 43 tahun itu mendapat dukungan dari warga pedesaan di wilayah utara dan timur laut yang hingga kini menanggap Thaksin sebagai pahlawan. Setelah berkampanye selama seminggu, Yingluck membuktikan bahwa dia memiliki aura kebintangan yang diperlukan untuk menjadi perdana menteri perempuan di Thailand.

Sebagai orang baru di dunia politik, dia dipandang sebagai pengganti kakaknya yang terguling dari kursi perdana menteri lima tahun silam. Dalam kampanyenya, Yingluck berjanji akan menerapkan berbagai kebijakan populis di era Thaksin dan meningkatkan standar kehidupan. Dia juga menjanjikan rekonsiliasi dan mengakhiri krisis politik yang berdarah di negeri itu. Yingluck berjanji tidak akan membalas dendam atas kejatuhan kakaknya.

"Prioritas pertama saya adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Selanjutnya, kami akan mengupayakan rekonsiliasi, membawa persatuan di negara ini," jelasnya dalam wawancara dengan Reuters.

"Kami harus bisa menyelesaikan konflik agar bisa mencapai stabilitas," perkataannya terputus oleh teriakan suporternya.

"Perdana menteri sangat cantik," seru si suporter yang rupanya sangat yakin partai Yingluck, Pheu Thai, bakal memenangi pemilihan umum dan idolanya menjadi perdana menteri.

Memang masih terlalu awal untuk memastikan apakah Yingluck dengan Partai Pheu Thai bisa menggeser Partai Demokrat pimpinan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva. Namun, hasil jajak pendapat berpihak kepada Yingluck.

Hasil survei Universitas Suan Dusit, Minggu (22/5/2011), Pheu Thai mendapat 41 persen dukungan, sementara Partai Demokrat hanya 37 persen. Adapun  dalam jajak pendapat oleh Bangkok Poll, partai Yingluck didukung 25,8 persen dan Demokrat 14,7 persen di daerah-daerah yang selama ini menjadi basis mereka.

Para pengamat tidak menduga besarnya dukungan bagi Yingluck. "Hasilnya ternyata lebih baik dari perkiraan kami. Awalnya kami memprediksi, dia tidak akan jauh berbeda dari Thaksin. Namun, dia ternyata memiliki keunggulannya sendiri dan itu menjadi bonus yang besar," kata Michael Montesano dari Institute of Southeast Asian Studies di Singapura.

"Ini sebuah langkah cerdas. Dia membawa nama Thaksin, dia mewakilinya. Dia memesona kaum perempuan. Jika mereka (Pheu Thai) memanfaatkannya dengan benar, mereka bisa menarik dukungan kalangan menengah," lanjut Montesano.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com