Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Anggota Misi Internasional Pencarian Fakta

Kompas.com - 26/05/2011, 04:17 WIB

Jakarta, Kompas - Badan Tenaga Atom Internasional menunjuk salah satu ahli tanggap darurat nuklir asal Indonesia untuk bergabung bersama 20 ahli lain dalam Misi Internasional Pencarian Fakta kecelakaan nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, yang terjadi Maret lalu. Ahli itu adalah Dedik Eko Sumargo, Kepala Subdirektorat Kedaruratan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

”Ini bukti pengakuan dunia internasional atas kemampuan bangsa Indonesia dalam penguasaan tanggap darurat nuklir,” kata Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman, Selasa (24/5) di Jakarta. Selain Indonesia, negara asal para ahli adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China, Spanyol, Argentina, Hongaria, dan Turki.

Tugas tim adalah melakukan penilaian berbagai tindakan yang dilakukan Jepang dalam mengatasi kecelakaan nuklir. Penilaian dimulai dari penyebab awal, yaitu gempa dan tsunami yang memicu ledakan, kondisi eksternal yang memengaruhi kecelakaan, manajemen penghabisan bahan bakar, sistem keselamatan yang digunakan, hingga penilaian terhadap kesiapan infrastruktur untuk mengatasi kedaruratan nuklir, serta dampak radiasinya.

Tim diketuai oleh Michael William Weightman, Kepala Inspektur Instalasi Nuklir Inggris. Tim bekerja mulai 24 Mei-2 Juni. Mereka akan melaporkan hasil kerjanya kepada Rapat Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada 6 Juni dan pertemuan tingkat menteri anggota IAEA tentang keselamatan nuklir pada 20-24 Juni.

Dedik Eko Sumargo memiliki pengalaman 21 tahun dalam bidang perlindungan radiasi dan 12 tahun dalam bidang tanggap darurat nuklir. Ia pernah mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan IAEA, termasuk pelatihan di PLTN Chernobyl beberapa waktu sesudah ledakan.

Bapeten memiliki 12 ahli tanggap darurat nuklir. Indonesia memiliki lebih dari 100 inspektur keselamatan nuklir yang memantau reaktor nuklir di Indonesia. ”Indonesia termasuk satu dari 18 negara yang membentuk IAEA pada 1957,” kata As Natio.

Saat ini, juga ada delapan inspektur keselamatan nuklir asal Indonesia yang bekerja di bawah IAEA untuk mengawasi berbagai PLTN di seluruh dunia, mulai dari AS, Jepang, Iran, Pakistan, dan sejumlah negara Eropa.

Ketua Jurusan Teknik Fisika UGM Sihana mengatakan, proses pendidikan ahli nuklir Indonesia dilakukan sejak tahun 1970. Mereka disiapkan untuk mengelola PLTN jika Indonesia jadi membangun. Kini, banyak alumni pendidikan ahli nuklir itu bekerja di luar negeri. (MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com