Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Minyak dalam Revolusi Arab

Kompas.com - 24/05/2011, 07:16 WIB

Bahkan, AS gagal menekan kekuatan-kekuatan politik di Irak agar menyetujui kesepakatan mekanisme pembagian devisa dari minyak antara pemerintah pusat dan provinsi. Sebagian kekuatan politik di Irak masih curiga ada pihak-pihak asing yang akan memanfaatkan peluang itu jika kesepakatan pembagian devisa tersebut disetujui.

Pada era Presiden George W Bush, malah ada seorang senator ekstrem dari Partai Republik yang meminta Presiden Bush agar menguasai langsung sumur-sumur minyak di Irak setelah AS menumbangkan rezim Saddam Hussein pada tahun 2003. Namun, Presiden Bush menolak permintaan itu.

Kebijakan klasik

Meski demikian, bukan berarti AS dan Barat sama sekali mengabaikan nilai strategis minyak itu. Dalam kebijakan klasik AS dan Barat di Timur Tengah sangat dikenal bertumpu pada dua hal sakral yang harus dilindungi berapa pun mahal harganya yang harus dibayar, yaitu keamanan Israel dan minyak.

Dalam konteks isu minyak, AS dan Barat memilih tidak menguasai langsung sumur-sumur minyak seperti era kolonial dulu, tetapi bertumpu pada terwujudnya dua hal. Pertama, terjaminnya arus suplai ekspor minyak tanpa kendala apa pun dengan harga yang rasional dari Timur Tengah ke pasar Barat. Kedua, amannya sumur-sumur minyak dari kontrol atau pengaruh langsung kekuatan internasional atau regional anti-Barat.

Dua hal tersebut sudah dinikmati Barat secara penuh pada era pemerintahan diktator selama ini, tetapi belum tentu pada era demokrasi nanti.

Inilah bagian dari tujuan perjuangan Barat mendukung sekuat tenaga revolusi Arab yang sudah tak bisa dibendung lagi, yaitu tetap terwujudnya dua hal tersebut pada era demokrasi nanti. Dari sini, kita bisa memahami mengapa Presiden AS Barack Obama dalam pidato hari Kamis pekan lalu menekankan sangat mendukung revolusi Arab. (Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com