Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Kapal Hancur

Kompas.com - 21/05/2011, 03:42 WIB

Tripoli, Jumat - Pesawat tempur aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara menyerang tiga pelabuhan strategis Libya, yakni Tripoli, Al Khums, dan Sirte, Kamis (19/5) malam. Akibat serangan itu, delapan kapal perang Angkatan Laut Libya hancur. Serangan itu diklaim demi melindungi warga sipil.

Kepastian adanya serangan itu diungkapkan Laksamana Muda Russell Harding, Wakil Komandan ”Unified Protector” NATO, Jumat. Unified Protector adalah sandi operasi NATO dalam menegakkan zona larangan terbang di atas Libya, dengan misi utama adalah melindungi rakyat sipil.

”Mengingat terus meningkatnya pengerahan armada angkatan laut, NATO tidak punya pilihan kecuali mengambil tindakan tegas untuk melindungi warga sipil Libya dan pasukan NATO di laut,” kata Harding.

”NATO dan aset-aset koalisi udara telah melanjutkan serangan udaranya terhadap pasukan Khadafy tadi malam, dengan serangan terkoordinasi di pelabuhan Tripoli, Al Khums, dan Sirte,” kata aliansi. ”Pesawat NATO menyerang kapal-kapal pro-Khadafy. Delapan kapal hancur.”

Aliansi menambahkan, dalam dua pekan ini pasukan Khadafy telah menebarkan ranjau-ranjau laut. Pengerahan armada Angkatan Laut Libya meningkat.

”Ini secara langsung mengganggu keamanan arus bantuan kemanusiaan yang diperlukan Libya dan membahayakan pasukan NATO. Perkembangan taktik pasukan Khadafy jelas untuk menyerang pasukan NATO,” kata aliansi.

Ledakan-ledakan baru terdengar di Tripoli, ibu kota negara, Jumat pagi, beberapa jam setelah NATO menyerang tiga pelabuhan Libya itu. Sebuah kapal sedang terbakar akibat serangan itu.

Harding bersikeras bahwa semua target NATO adalah fasilitas militer. Juru bicara rezim Libya, Mussa Ibrahim, menuding aliansi NATO hendak menakut-nakuti maskapai pelayaran internasional agar tidak singgah di Libya.

”Apa pun jenis kapal yang telah ditembak, pesan yang dikirim NATO itu jelas ditujukan kepada perusahaan-perusahaan maritim internasional untuk tidak mengirimkan kapal-kapal mereka ke Libya,” kata Ibramim di Tripoli.

Obama berkhayal

Serangan NATO terjadi setelah Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidato tentang situasi Timur Tengah, termasuk Libya. Obama mengatakan, Khadafy ”pasti” akan jatuh atau dipaksa lengser dari kekuasaannya. ”Waktu bekerja melawan Khadafy. Dia tidak lagi memiliki kendali atas negaranya. Oposisi telah menyelenggarakan sebuah dewan sementara yang sah dan kredibel. Ketika Khadafy jatuh atau dipaksa turun, dekade provokasi akan berakhir dan transisi menuju Libya yang demokratis dapat dilanjutkan,” kata Obama.

Menurut Ibrahim, Obama sedang berkhayal ketika menyampaikan pidatonya. ”Bukan Obama yang memutuskan Khadafy turun atau tidak. Warga Libya yang menentukan sendiri masa depan mereka,” katanya.

(AP/AFP/REUTERS/CAL)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com