Berita itu dirilis Reuters, Kamis (19/5), mengutip sumber keamanan Tunisia. Dijelaskan, Safia dan Aisha menyeberang ke Tunisia menyertai delegasi Libya pada Sabtu lalu. Saat ini mereka berada di Pulau Djerba. Tidak ada penjelasan rinci, apakah mereka dalam misi diplomatik atau sedang mencari rasa aman.
Pulau seluas 514 kilometer persegi itu berada di Teluk Gabes, Laut Tengah, wilayah Tunisia. Houmt Souk adalah kota terbesarnya. Kelompok etnis yang menetap di pulau ini adalah Berber, Arab, Yahudi, dan Afrika. Djerba adalah salah satu destinasi pariwisata Tunisia dan tempat peristirahatan yang menyenangkan di Laut Tengah.
Sebuah sumber oposisi Libya menuturkan, Safia dan putrinya berada di Djerba untuk menemani suami Aisha. Suami Aisha terluka dalam konflik Libya dan sedang berobat di Tunisia. Belum jelas apakah mereka meninggalkan Libya bersama Menteri Minyak Shukri Ghanem, yang diyakini juga telah menyeberang ke Tunisia beberapa hari lalu.
Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khalid Kaim kepada televisi Al Jazeera dan Al Arabiya membantah berita kepergian Safia dan Aisha dari Libya. Dia mengatakan, mereka masih berada di Tripoli, ibu kota Libya.
Awal Maret lalu Safia menjadi sorotan publik. Saat berkecamuknya perang saudara, dia memamerkan kekayaannya, yakni menyimpan emas seberat 20 ton. Istri kedua Khadafy ini juga memiliki maskapai penerbangan, Buraq Air, bermarkas di Bandara Internasional Mittiga, Tripoli.
Sejak pemberontakan dimulai pada 15 Februari, Aisha selalu tampil membela ayahnya. Dalam beberapa kali penampilannya di depan publik, ia mempersalahkan oposisi dan kekuatan Barat.
Aisha sempat mengikuti pawai di kompleks Bab al-Aziziya, April lalu, untuk mendukung ayahnya. ”Bicara tentang Khadafy mundur merupakan penghinaan terhadap semua warga Libya,” katanya saat itu di depan televisi negara.
Tidak hanya membantah kaburnya keluarga Khadafy, Kaim juga membantah laporan yang menyebutkan Ghanem membelot. Katanya Ghanem sedang berada di Vienna untuk urusan bisnis resmi didampingi istrinya. Dua anak mereka masih di Tripoli. Menteri Minyak dan Kepala Perusahaan Korporasi Minyak Libya itu selanjutnya akan terbang ke Mesir untuk mengikuti sebuah pertemuan sebelum kembali ke Libya. ”Perdana Menteri Libya sudah berbicara dengan Ghanem. Dia akan segera kembali,” katanya.