Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Khadafy Makin Sulit

Kompas.com - 19/05/2011, 07:13 WIB

Menteri Keuangan dan Minyak TNC Ali Tarhouni, dalam kunjungan ke Doha, menuturkan, dia mengerti Ghanem meninggalkan posnya. Tarhouni berharap dirinya bisa mewakili Libya dalam pertemuan OPEC, Juni 2011. Libya telah kehilangan dua pertiga dari produksi minyak sejak krisis pecah, 15 Februari.

Koresponden AP melaporkan, dukungan terhadap Khadafy di Tripoli tampaknya mulai berkurang. Demonstrasi prorezim sudah jarang digelar lagi. Pasukan oposisi melaporkan, mereka kini mendapat sejumlah keuntungan dalam beberapa hari terakhir, yang juga dibantu oleh operasi aliansi NATO.

Di Misrata, medan pertempuran utama di Libya barat, oposisi mengklaim mereka telah berhasil penuh memukul mundur pasukan loyalis. Namun, loyalis juga telah menggempur permukiman penduduk di wilayah pegunungan Nafusa, Libya barat. Loyalis memakai rudal-rudal Grad, seperti dilaporkan BelJassem, warga kampung di dekat Yafrin, yang ikut dalam pertempuran melawan loyalis Khadafy.

Pengeboman oleh NATO sudah menghancurkan banyak pesawat perang Libya. Serangan itu banyak mengurangi kemampuan militer Khadafy. Angkatan udara Libya telah hancur dan 80 persen pesawatnya lumpuh. ”Khadafy hanya mengoperasikan helikopter kuno,” kata Menteri Pertahanan Perancis Gerard Longuet.

Militer Libya, kata Longuet, telah kehilangan besar, di mana sepertiga peralatan beratnya hancur dan sekitar separuh dari persediaan amunisinya habis. Serangan yang terfokus pada basis-basis militer Libya dilakukan sejak 19 Maret.

Televisi negara Libya mengatakan, pasukan negara telah menembak kapal perang NATO di perairan Misrata. NATO membantah laporan itu dan mengatakan itu ”benar-benar bohong”.

PBB mengatakan, krisis Libya telah menyebabkan 2,1 juta orang menderita. Panos Moumtzis, Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB untuk Libya, mengatakan, 1,6 juta orang kesulitan pangan, akses kesehatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Ratusan ribu orang mengungsi. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com