Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tangkap Imam Masjid

Kompas.com - 16/05/2011, 08:57 WIB

MIAMI, KOMPAS.com — Otoritas Miami, Florida, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2011), menangkap seorang imam masjid di negara bagian itu berikut dua putranya. Mereka bertiga dituduh terlibat mendanai dan mendukung kelompok Taliban di Pakistan.

Ketiga warga AS kelahiran Pakistan itu adalah bagian dari enam orang yang juga dituduh ”mendukung aksi pembunuhan, penculikan, dan kejahatan lain di Pakistan, serta di tempat lain” yang dilakukan kelompok Taliban di Pakistan. Pemerintah AS menyebut kelompok itu sebagai organisasi teroris.

Tuduhan dilontarkan jaksa distrik selatan Florida, Wilfredo Ferrer, dan Biro Investigasi Federal AS (FBI). Mereka menyebutkan, keenam orang yang ditangkap itu selama ini membangun jaringan pendanaan untuk kelompok Taliban dengan secara rutin mengirim sejumlah uang dari AS.

Uang tersebut diterima dan dipakai untuk mendanai aksi-aksi teror, baik oleh para pendukung maupun pejuang Taliban, termasuk untuk membeli persenjataan.

Jika benar terbukti bersalah, menurut hukum di AS, keenam orang tersebut terancam hukuman penjara maksimal hingga 15 tahun untuk setiap tuduhan yang dikenakan terhadap mereka.

Tuduhan dan penangkapan kali ini muncul bersamaan dengan semakin tegangnya hubungan antara Pemerintah AS dan Pakistan pasca-penyerbuan dan penembakan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang tewas dalam kejadian di rumah persembunyiannya di Kota Abbottabad, Pakistan, beberapa waktu lalu.

Sabtu kemarin parlemen Pakistan mengecam AS terkait penyerbuan itu. Saat kejadian, pihak AS memang sama sekali tidak menghubungi, apalagi berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas Pakistan. Pihak parlemen Pakistan juga mendesak diadakannya peninjauan kembali atas hubungan antarkedua negara.

Lebih lanjut, para pelaku dituduh telah mentransfer uang sebesar 50.000 dollar AS dari bank di AS yang kemudian diterima di bank di Pakistan. Akan tetapi, Ferrer mengaku curiga besaran dana yang selama ini berhasil mereka kirim jumlahnya jauh lebih besar lagi.

Kepada wartawan, dia mengaku melihat kejadian itu seperti puncak gunung es.

Secara rinci, ketiga orang anak-beranak yang ditangkap pada Sabtu lalu adalah Hafiz Muhammed Sher Ali Khan (76) serta putranya, Izhar Khan (24) dan Irfan Khan (37). Izhar ditangkap setelah memimpin ibadah di Masjid Al-Mu’mineen di Margate, Florida. Sementara Irfan ditangkap di sebuah hotel di negara bagian yang sama.

Seperti halnya Izhar, Hafiz ditangkap seusai memimpin ibadah di Masjid Flagler, Miami, Florida. Hafiz Muhammed Sher Ali Khan diketahui menjabat sebagai imam masjid di sana. Lokasi masjid tidak terlalu jauh dari Bandar Udara Miami.

Sementara itu, ketiga orang tertuduh lainnya diketahui berada di Pakistan dan masih dalam pencarian. Mereka adalah Ali Rehman, Alam Zeb, dan Amina Khan. Amina dan Alam adalah putri dan cucu Hafiz.

Hingga saat ini pejabat Pakistan mengaku belum menerima permintaan apa pun dari otoritas AS untuk membantu mereka mengejar dan menangkap ketiga orang itu.

”Kami belum menerima permintaan apa pun, juga tidak ada informasi konkret apa pun. Yang kami tahu hanya yang kami baca di koran-koran. Kami akan mencoba menghubungi kontak kami di sana agar mereka mengecek ke otoritas Florida,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Tehmina Janjua.

Orang-orang pendiam

Sementara itu, menurut sejumlah tetangga, Hafiz dan anak-anaknya adalah orang-orang baik meski sangat pendiam. Mereka mengaku sangat terkejut dengan penangkapan itu.

Hafiz tinggal di sebuah lingkungan yang mayoritas berkebangsaan hispanik.

Sementara itu, harian The Miami Herald mengutip pernyataan putra Hafiz lainnya, Ikram Khan, yang sehari-hari berprofesi sebangai sopir taksi. Ikram mengaku ragu ayah dan para saudaranya terlibat dalam kegiatan kelompok teroris di Pakistan.

”Ayah sudah terlalu tua untuk ikut mendukung gerakan militan seperti yang dituduhkan kepadanya. Tidak satu anggota keluarga saya pun mendukung gerakan Taliban,” ujar Ikram.

Namun, pihak AS berdalih aksi penangkapan ini didasari hasil investigasi panjang selama tiga tahun atas sejumlah transaksi keuangan mencurigakan. Mereka juga menyadap percakapan dan menelusuri aliran uang dari bank di AS ke bank di Pakistan. (REUTERS/BBC/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com