Kairo, Kompas
Tembakan itu terjadi ketika puluhan warga Suriah melintasi gerbang tersebut menuju Lebanon untuk menyelamatkan diri dari aksi kekerasan di Suriah.
Suasana di sekitar gerbang Baqiah itu segera diwarnai kepanikan. Para warga langsung mencari perlindungan. Sejumlah pemuda Suriah yang berada di desa Wadi Khaled di sisi wilayah Lebanon menyerang pos penjagaan perbatasan di sisi wilayah Suriah dan menyandera dua serdadu Suriah.
Sebelumnya, Sabtu lalu, sedikitnya empat pengunjuk rasa tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan aparat keamanan Suriah di desa Talkalakh, provinsi Homs, yang tak jauh dari perbatasan Lebanon. Diberitakan pula sebanyak 500 warga desa tersebut lari menyelamatkan diri dari aksi kekerasan menuju distrik Wadi Khaled di Lebanon utara.
Kota-kota dan desa-desa di provinsi Homs, yang menjadi salah satu basis gerakan massa antirezim Presiden Bashar Assad, kini dalam keadaan terkepung oleh militer dan aparat keamanan yang didukung tank dan kendaraan lapis baja.
Sejak meletus aksi unjuk rasa anti rezim Bashar Assad selama hampir dua bulan ini, diperkirakan 5.000 warga provinsi Homs dan sekitarnya telah mengungsi ke Lebanon.
Seorang pengungsi Suriah dari desa Talkalakh setiba di Lebanon mengungkapkan kepada stasiun televisi AlJazeera, pos-pos pemeriksaan militer yang didukung tank-tank kini mengepung Talkalakh.
Aparat keamanan dan penduduk Lebanon di distrik Wadi Khaled juga mengungkapkan, mendengar suara tembakan dari arah Talkalakh itu.
Menurut ketua lembaga nasional untuk HAM di Suriah, Ammar Qurba, jumlah korban tewas pada aksi unjuk rasa Jumat lalu itu mencapai sembilan orang. Empat korban tewas, di antaranya gugur di kota Homs, tiga tewas di desa-desa sekitar kota Damaskus, dan dua tewas di kota Daraa.
Mereka menyebut unjuk rasa pada hari Jumat itu sebagai ”Jumat Pembebasan Wanita”. Aksi unjuk rasa ”Jumat Pembebasan Wanita” itu sebagai ungkapan solidaritas terhadap kaum wanita Suriah yang sering dilecehkan dan ditangkap.