Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertolak ke Kamp Terakhir Denali

Kompas.com - 14/05/2011, 15:07 WIB

ANCHORAGE, KOMPAS.com — Para pendaki Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Indonesia bertolak dari kamp tiga ke kamp terakhir Denali, Jumat (13/5/2011) waktu setempat. Rencananya, mereka akan menunggu cuaca terbaik di kamp terakhir untuk menuju puncak Denali (6.194 meter di atas permukaan laut), Alaska, Amerika Serikat.

"Suhu saat mereka bertolak ke kamp terakhir (5.245 mdpl) mencapai minus 29 derajat celsius. Suhunya luar biasa dingin, tetapi kita harus bergerak cepat," kata Kurt Hicks, pemandu dari American Alpine Institute (AAI), yang mendampingi tim bersama dengan Dan Otter dan Aili Farquhar.

Lima pendaki, Ardeshir Yaftebbi, Fajri Al Luthfi, Iwan Irawan, Martin Rimbawan, dan Nurhuda, harus memanjat tebing salju dengan tali (fixed line) sambil membawa ransel untuk mencapai kamp terakhir. Perjalanan diperkirakan ditempuh selama delapan jam.

Saat mereka berangkat sekitar pukul 11.35, terdapat empat kelompok lainnya yang ikut mendaki bersama mereka di tali. Rencananya, tim akan melakukan percobaan ke puncak (summit attack) pada Minggu (15/5/2011) mendatang jika cuaca bersahabat.

"Tim memutuskan untuk bergerak menuju kamp terakhir pada Jumat ini karena cuaca membaik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Sebelumnya, temperatur hingga minus 35 derajat celsius dan angin kencang sekali," kata ketua pendaki Ardeshir Yaftebbi.

Kecelakaan di Denali

Pada Kamis (12/5/2011), saat tim bertahan di kamp tiga karena cuaca buruk, terdapat musibah yang menimpa kelompok pendaki lainnya saat melakukan summit attack. Tiga pendaki bersama pemandu yang terikat tali satu sama lain tersebut dilanda kecelakaan sekitar 250 meter dari puncak saat kecepatan angin mencapai 112 kilometer per jam.

Berdasarkan keterangan resmi dari pihak Taman Nasional Denali, mereka terjatuh dari punggungan sebelum puncak sehingga salah satu pendaki mengalami patah kaki. Kemudian, sang pemandu mengamankan pendaki tersebut di dalam kantong tidur, sementara dua pendaki lainnya turun ke kamp terakhir.

Akibatnya, pemandu dan dua kliennya turun secara terpisah. Namun, salah satu pendaki yang turun tidak pernah mencapai kamp terakhir dan ditemukan tewas di ketinggian sekitar 5.500 mdpl.

Pada Kamis sore, pendaki yang tewas dan pendaki yang menderita patah kaki telah dievakuasi ke kamp utama (base camp) oleh tim penyelamat dengan menggunakan helikopter. Selanjutnya, evakuasi terhadap seorang pendaki dan pemandu yang tinggal di kamp terakhir baru dilakukan pada Jumat pagi. Kedua orang tersebut telah terkena radang beku (frost bite) pada tangan dan kaki saat dibawa ke kamp utama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com