Dingboche, Kompas
Wartawan Kompas,
Awalnya keempat pendaki, yaitu Sofyan Arief Fesa, Janatan Ginting, Xaverius Frans, dan Broery Andrew, mencoba bertahan di Camp II sambil menunggu cuaca membaik. Apalagi, jalur dari Camp I ke base camp yang terkenal sebagai Khumbu Ice Fall tersebut sempat terputus sejak Kamis karena terjadi runtuhan salju.
Keputusan untuk turun akhirnya diambil karena situasi dianggap membahayakan. Para sherpa yang bertugas di sekitar Khumbu Ice Fall, atau yang dikenal sebagai icefall doctor, bekerja cepat dengan membangun kembali jembatan. Pada Jumat pagi, Khumbu Ice Fall kembali bisa dilalui.
Para pendaki turun cepat sebelum matahari terbit karena jika siang, ada kemungkinan terjadi runtuhan es lagi. Mereka akhirnya tiba kembali di base camp pukul 11.50. Selain keempat pendaki Indonesia, tiga pendaki Jepang dan pemandu dari Jepang, Hiro Kuruoka, juga turun ke base camp.
Sofyan Arief mengatakan, walaupun energi cukup terkuras karena bolak-balik dari base camp ke Camp III, mereka akan mencoba kembali mendaki Puncak Everest pada 17 Mei.
Manajer ekspedisi, Julius Mario, yakin timnya bisa mencapai Puncak Everest dalam rangka mencapai tujuh puncak tertinggi di dunia sekalipun harus dilakukan beberapa kali upaya.
”Biasanya cuaca terbaik untuk pendakian ke Puncak Everest hingga tanggal 28 Mei,” kata Mario.