Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Sasaran Balas Dendam

Kompas.com - 14/05/2011, 04:52 WIB

Shabqadar, Jumat - Pada saat dunia mencurigai Pakistan berkomplot dengan Al Qaeda untuk melindungi Osama bin Laden selama ini, negara itu justru menjadi sasaran pertama serangan balas dendam kelompok militan yang tidak terima dengan kematian Osama. Pejabat Pakistan mengecam serangan ini dengan mengatakan, serangan itu dilakukan binatang.

Sedikitnya 80 orang tewas, 40 orang dalam kondisi kritis, dan 100 orang lain menderita luka-luka saat dua bom bunuh diri meledak dalam selisih waktu beberapa detik di depan sebuah pusat pelatihan Kepolisian Perbatasan (FC) Pakistan, Jumat (13/5) pagi.

Peristiwa itu terjadi di kota Shabqadar, Distrik Charsadda, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan barat laut.

Menurut Menteri Senior Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Bashir Ahmed Bilour, dari 80 korban tewas, 11 orang di antaranya adalah warga sipil dan 69 orang lainnya adalah para kadet polisi paramiliter FC yang baru saja selesai mengikuti pelatihan dan bersiap pulang menemui keluarga mereka.

Cabang gerakan Taliban di Pakistan, Tehrik-i-Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Juru bicara Tehrik-i-Taliban Pakistan, Ahsanullah Ahsan, mengatakan, serangan ini bertujuan menghukum Pakistan karena gagal mencegah serangan sepihak pasukan Amerika Serikat yang menewaskan Osama di Abbottabad, Pakistan, pekan lalu.

”Ini adalah balas dendam pertama kami atas kematian Osama. Tunggu serangan-serangan yang lebih besar lagi di Pakistan dan Afganistan,” ujar Ahsan.

Serangan binatang

Bilour, yang mengunjungi lokasi kejadian, Jumat siang, mengecam serangan itu. ”Mengapa binatang-binatang ini menyerang orang-orang tak berdosa? Anak-anak muda ini dalam perjalanan pulang menemui orangtua mereka. Mereka semua Muslim. Mereka semua (dari suku) Pashtun. Mengapa Taliban menyerang saudara sebangsa mereka sendiri? Ini bukan Islam,” ujar Bilour yang terlihat terpukul dengan kejadian ini.

Polisi paramiliter FC adalah kesatuan dalam Angkatan Bersenjata Pakistan yang menjadi salah satu ujung tombak perang melawan kelompok militan yang bersarang di kawasan Khyber Pakhtunkhwa, dekat dengan perbatasan Pakistan-Afganistan. Anggota FC sebagian besar direkrut dari komunitas suku Pashtun, yakni suku asal sebagian besar simpatisan Taliban.

Pengetahuan tentang kebiasaan dan tradisi lokal suku Pashtun diharapkan dapat digunakan FC untuk melawan gerakan Taliban.

Jumat pagi, para kadet ini bersiap-siap mengawali libur 10 hari setelah menjalani program latihan yang melelahkan. Mereka akan pulang ke rumah masing-masing.

”Saya sedang duduk di dalam van, menunggu teman saya. Kami memakai baju santai dan semua sangat gembira karena akan bertemu keluarga masing-masing,” tutur Ahmad Ali, seorang kadet FC yang selamat, tetapi menderita luka-luka.

Tiba-tiba Ali mendengar seseorang meneriakkan ”Allahu Akbar” dan terjadi ledakan besar. ”Pundak saya seperti dihantam sesuatu dari belakang. Saat itu saya mendengar ledakan lain. Saya langsung keluar dari mobil. Saya terluka dan berdarah-darah,” tutur Ali.

Menurut Kepala Kepolisian Distrik Charsadda, Nisar Khan Marwat, pengebom pertama datang mengendarai sepeda motor dan langsung meledakkan rompi bomnya di tengah-tengah kerumunan para kadet. ”Saat anggota FC lain datang untuk menolong teman-temannya yang terluka, pengebom kedua datang menggunakan sepeda motor dan langsung meledakkan diri,” katanya.

Kehancuran mematikan

Ledakan itu menghancurkan sedikitnya 10 van yang akan ditumpangi para kadet.

”Saat saya sadar, kehancuran terlihat di mana-mana. Para kadet yang terbaring di tanah menjerit dan menangis minta tolong. Keadaannya sangat mengerikan,” kata Hidayat Noor (25), seorang petugas penjaga sekolah kadet tersebut, yang sempat pingsan terkena ledakan.

Ini adalah serangan bom bunuh diri terbesar di Pakistan tahun ini dan merupakan serangan paling mematikan setelah 9 Juli 2010 saat seorang pengebom bunuh diri menewaskan 105 orang di Mohmand, kota di kawasan pusat aktivitas Al Qaeda.

Secara organisasi dan tujuan gerakan, Al Qaeda berbeda dengan Taliban. Meski demikian, dua organisasi militan itu memiliki kedekatan hubungan. Taliban di Afganistan melindungi Osama bin Laden selama bertahun-tahun.

Pekan lalu, Taliban mengancam akan menyerang aparat keamanan di Afganistan dan Pakistan untuk membalas dendam kematian Osama.

Taliban Pakistan berusaha menggulingkan pemerintahan sipil di negara yang memiliki senjata nuklir itu dan bertujuan membentuk negara Islam menurut visi mereka sendiri. Sejak 2007, ribuan warga sipil Pakistan telah menjadi korban sejumlah serangan bom bunuh diri kelompok ini.

Insiden itu terjadi di tengah ketegangan hubungan AS dan Pakistan, salah satu sekutu utama AS dalam perang melawan terorisme, pasca-tewasnya Osama. Komite Pertahanan Parlemen Pakistan menyatakan akan meninjau kembali kerja sama kontraterorisme dengan AS.

Ketua Komite Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Khalid Shameem Wynne juga tiba-tiba membatalkan jadwal kunjungan ke AS.

Untuk memperbaiki hubungan dua negara, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS John Kerry akan mengunjungi Pakistan pada pekan ini.

(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com